Viral Kisah Gadis Korban Tsunami Selat Sunda, Selamat Tertahan di Karang Tengah Laut Tanjung Lesung

Viral Kisah Gadis Korban Tsunami Selat Sunda, Selamat Tertahan di Karang Tengah Laut Tanjung Lesung

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) lalu telah merenggut ratusan nyawa, ribuan terluka, belasan ribu mengungsi dan memporak-porandakan sejumlah wilayah.

Upaya pencarian, evakuasi dan penyelamatan korban pun masih terus dilakukan Tim SAR Gabungan.

Dalam setiap bencana, selalu saja ada kisah-kisah mengharukan yang menggugah dan membangunkan kembali sisi kemanusiaan.

Seperti kisah seorang gadis 12 tahun yang selamat setelah ditemukan tertahan di karang, di tengah laut, sejuah 500 meter dari bibir pantai.

Ia menjadi salah satu korban yang selamat setelah tsunami menerjang Tanjung Lesung.

Kisah gadis beruntung itupun dituturkan seorang warganet yang menceritakannya begitu detil.

Namun yang menjadi sorotan adalah, sebuah kutipan dari salah seorang penyelemat gadis 12 tahun itu.

“Kita hanya perlu menjadi ‘manusia’ saja untuk menolong,” ucap pria yang penolong.

Berikut kisah lengkap penyelamatan gadis 12 tahun yang ditemukan tertahan di sebuah karang di tengah laut Tanjung Lesung sebagaimana diceritakan Yanti Herawati:

Anak perempuan berusia 12 tahun ini ditemukan tertahan disebuah karang ditengah laut, sesaat setelah Tsunami menerjang Tanjung Lesung.

Dia berusaha bertahan hidup dengan mengangkat dan melambai lambaikan tangannya yang memegang HP.

Sorotan nyala senter HP dan teriakan si Bocah telah menggerakan Kru Kontraktor pelaksana lapangan Proyek PUPR PKP Cipta Karya langsung terjun ke laut.

Dengan berenang bulak balik sejauh hampir 500 meter anak ini bisa diselamatkan.

Sesaat setelah kejadian, Para Kru Kontraktor Pelaksana proyek PUPR bersama warga lokal spontan menolong para Korban dengan nyebur kelaut.

Mereka berhasil menyelamatkan ratusan nyawa malam itu. Menurut mereka, masih banyak yang mustinya masih bisa diselamatkan, jika bantuan segera datang.

Ada sekitar 10 orang Kru Kontraktor pelaksana Proyek PUPR yang malam itu mempertaruhkan nyawanya untuk mengevakuasi korban.

Dengan 2 mobil proyek mereka bulak balik memindahkan korban ketempat yang lebih aman.

Teringat ucapannya, kenapa mereka mau mengorbankan nyawa malam itu tanpa ragu dan takut dengan perlengkapan seadanya:

“Kita hanya perlu menjadi “Manusia” saja untuk menolong”

Para Kru pelaksana dilapangan itu memang sudah terbiasa bekerja penuh resiko. Merintis membuka lahan dan membangun didaerah yang belum dijamah manusia.

Ganasnya hutan, rawa, sungai dan ancaman2 lainnya telah membentuk mental dan Fisik mereka tangguh.

Risk Tamar, cepat mengambil Keputusan dan mampu tanggung jawab atas semua resiko yang telah diambil.

Banyak cerita penyelamatan Korban yang sulit diterima akal sehat dan Logika manusia.

Laa Hawla Walla kwuaata Illaa Billah…

Tak Ada Daya Upaya selain Pertolongan Allah…

Yanti Herawati/Yanti Wij

Tanjung Lesung, 24 Desember 2018

Dari cerita Aulia 32 tahun, Kontraktor pelaksana Proyek PUPR Cipta Karya

Sang pemilik akun sendiri sudah mengunggah kisah tersebut pada Rabu (26/12/2018) sekitar pukul 07.01 WIB.

Sampai dengan Kamis (27/12), unggahan itu sudah dipenuhi 438 komentar dan lebih dari 1.400 kali dibagikan


[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita