GELORA.CO - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD diprotes karena memanggil Habib Bahar bin Smithdengan sebutan 'Bakar bin Smis'.
Hal tersebut tampak dari laman Twitter Mahfud MD, @mohmahfudmd, Rabu (19/12/2018).
Mahfud MD dikritik oleh warganet pemilik akun @MataHati2283yang mempertanyakan apakah maksud pernyataan tersebut bertujuan untuk mengolok-olok.
"Maaf pak mahfud?
Panjenengan seorang yang saya kagumi dan hormati, kenapa memanggil Habib Bahar dengan sebutan 'bakar bin smit'?
Mohon penjelasan, apakah ada niat anda mengolok olok? @mohmahfudmd," tulis warganet tersebut.
Menanggapi hal tersebut Mahfud MD pun memaparkan jika dirinya tak menyebutkan Bahar bin Smith karena yang tampak di video tersebut tidak tampak persis dengan Bahar.
Ia tak ingin kemudian salah mengira jika orang tersebut ternyata bukan Bahar bin Smith.
Mahfud MD pun menegaskan, ia menyebut Bakar bin Smis seperti polisi menyebut inisial dari tersangka.
"Saya tak sebut Bahar bin Smith karena yang tampak dalam video itu tak persis seperti Bahar.
Badannya terlalu kekar, tinggi, berisi.
Mungkin itu orang lain yang mirip.
Kalau saya sebut Bahar dan ternyata bukan maka saya salah.
Maka saya sebut Bakar bin Smis saja, seperti kalau polisi nyebut inisial tersangka," paparnya.
Unggahan itu lantas kembali ditanggapi oleh akun @AgretaSandiyang memberikan pujian pada pernyataan Mahfud MD.
"Penjelasan orang yang benar-benar cerdas prof @mohmahfudmd,
Jangan sampai nanti apa yang kita maksud dipelintir oleh orang-orang munafik yang menggiring opini," ujarnya.
Mahfud MD pun memanggapi kicauan itu.
Ia sengaja tak menyebutkan nama dengan benar agar jika salah nantinya, ia tak dilaporkan ke polisi.
Meski salah menyebutkan nama, ia meyakini jika pesan substantif yang ingin disampaikannya tetap sampai ke orang-orang yang membaca kicauannya itu.
"Ya, dong.
Bisa jadi itu pancingan agar ada yang menyebut nama.
Kalau ternyata salah, yang nyebut bisa dilaporkan ke polisi.
Puluhan tahun saya menggeluti hukum, bisa terjadi hal seperti itu.
Maka saya sebut saja Bakar yang mungkin sedang latihan silat.
Pesan substantifnya kan sampai juga," jelasnya.
Dalam kicauan lainnya, Mahfud MD juga memaparkan, ketika kasus Setya Novanto dulu, ia juga mengganti panggilan jadi Styati Noviyanti.
"Dulu waktu kasus Setya Novanto untuk info-info yang masih spekulatif saya menyebut Styati Noviyanti.
Coba track cuitan saya.
Begitu, kan? Mengapa?
Kalau belum jelas kemudian nylonong nyebut nama terang bisa-bisa kita diadukan ke polisi," cuitnya.
Dikicauan sebelumnya, Mahfud MD memang sempat melontarkan kelakar terkait Habib Bahar bin Smith'>penangkapan Habib Bahar bin Smith.
Ia mengasosiasikan Habib Bahar yang tampak dalam sebuah video menghajar seorang anak ke sebuah film silat China klasik yang dibintangi oleh Jackie Chan, yakni Drunken Master.
Mahfud menyebut bahwa mungkin saja bahwa Habib Bahar dan anak yang ada dalam video tersebut tengah latihan silat.
Namun, di kicauannya itu, Mahfud MD tak memanggil Habib Bahar bin Smith dengan nama aslinya.
Ia menyebut Habib Bahar dengan sebutan "Bakar bin Smiss".
"Videonya, Bakar bin Smiss menghajar orang, ya.? Kalau diasosiakan ke filem silat Cina, Drunken Master misalnya, mungkin itu hanya latihan silat.
Yang pakai daster coklat itu, mungkin, guru silatnya Bakar bin Smisss.
Coba bandingkan dgn latihan2 silat di filem Shaolin Temple. He3X,"kelakar Mahfud MD.
Diberitakan Tribunnews.com, Polda Jabar resmi menahan Habib Bahar bin Smith dalam kasus dugaan penganiayaan anak pada Selasa (18/12/2018).
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Maryoto menyebut, selain Habib Bahar, ada empat tersangka lain.
Dua di antaranya telah ditahan di Polda Jabar, berinisial AG dan BA.
Habib Bahar resmi ditahan setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di Polda Jabar.
"Kemudian tersangka yang berinisial BS (Bahar bin Smith,-red) mulai jam sekarang sudah dilakukan penahanan di Polda Jawa Barat untuk proses hukum," kata Agung seperti dikutip dari tayangan KompasMalam, Selasa (18/12/2018).
Lebih lanjut, menurut penuturan Kapolda Jabar, Habib Bahar bin Smith diduga menganiaya dua anak pesantrennya di Bogor, Jawa Barat.[tribun]