Tolak Makan Babi, 400 Mahasiswa Muslim di China Dikurung di Freezer Celeng

Tolak Makan Babi, 400 Mahasiswa Muslim di China Dikurung di Freezer Celeng

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Sebuah situs berita independen yang berbasis di AS, baru saja mengungkapkan beberapa rincian mengejutkan, tentang kondisi lebih dari 400 mahasiswa Muslim Kazakh di Habahe dan Burqin di Xinjiang, China. 

Menurut Radio Free Asia (RFA), banyak dari siswa miskin ini ditahan oleh pihak berwenang China, setelah melakukan protes terhadap perintah pemerintah, yang mengharuskan mereka untuk makan daging babi.  

Setelah itu, keberadaan siswa tetap menjadi misteri, karena kementerian pendidikan China tidak mengungkapkan lokasi siswa-siswa ini. 

Seorang aktivis hak Kazakhstan, Serikjan Bilash, dikutip oleh RFA dan dilansir Wolrdofbuzz mengatakan, “Lebih dari 400 mahasiswa Kazakh, telah menghilang selama seminggu. Orang tua mereka tidak tahu keberadaan mereka. Menurut laporan, mereka ditahan karena mereka menolak makan babi, yang tampaknya melanggar hukum di Tiongkok.” 

Pada 16 Desember 2018, RFA melaporkan, para siswa ini diduga dikunci dalam freezer daging yang penuh dengan bangkai babi. 

“Ada freezer daging di Burqin County. Para pengunjuk rasa di Kabupaten Habahe, sekarang berada di lemari es yang penuh dengan bangkai babi.” 

“Wilayah Habae kini di bawah penjagaan ketat, dan tempat itu dikelilingi oleh polisi dan militer. Orang-orang juga ditolak masuk ke county selama berhari-hari.” 

Di sisi lain, penduduk lain mengatakan, Muslim di Xinjiang tidak memiliki pilihan dalam situasi yang tidak menguntungkan ini. 

“Bagi penduduk Muslim Xinjiang, entah kita bertempur sampai mati atau disiksa dan dicuci otak oleh otoritas (China). Bagaimanapun, kita masih mati,” ujar seorang warga Xinjiang.

Berita ini muncul, setelah Independent melaporkan tentang kamp-kamp pendidikan ulang China untuk Uighur dan minoritas Muslim lainnya di negara mereka. 

Mereka mengungkapkan, bahwa kamp-kamp ini mirip dengan "kamp konsentrasi perang". Di kamp-kamp ini, para korban dipaksa duduk untuk pelajaran pendidikan ulang politik, dan menyanyikan lagu-lagu politik. 

Laporan sebelumnya telah mengungkapkan, mereka diwajibkan untuk mengecam agama mereka, dan bersumpah setia kepada partai Komunis China. 

Mereka juga dilaporkan dipaksa melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, seperti makan babi dan minum alkohol. [RY]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita