Terkait Pilpres 2019, Ini Harapan SBY untuk Jokowi dan Prabowo

Terkait Pilpres 2019, Ini Harapan SBY untuk Jokowi dan Prabowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Usai santap makanan serba panas di Angkringan 'Jaman Edan', di Jalan Margo Utomo Kota Jogjakarta, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat berbicara soal masa kampanye untuk Pemilu 2019 nanti. Suasana yang panas, menurutnya merupakan hal biasa dan masing-masing Capres-Cawapres dirasa sudah mengetahui batasnya.

"Biasa, Pemilu di mana-mana memanas. Tapi saya kira para elit, Pak Jokowi (dan) Pak Prabowo tahu batas-batasnya. Boleh kompetisi keras, tapi tetap mengutamakan rakyat kita," katanya kepada wartawan, Senin (10/12).

Ia mencontohkan seperti pada Pemilu 2004 lalu. Ketika ia bertarung melawan Megawati, Amien Rais, Wiranto, dan Hamzah Haz. Kemudian pada 2009, kembali bertarung melawan Megawati dan Jusuf Kalla.

"Bisa kok dulu, pada 2004 kompetisi keras saya dengan Bu Megawati dulu, Pak Amien Rais, Pak Wiranto, Pak Hamzah Haz. Tahun 2009, saya berhadapan dengan Bu Megawati, Pak Jusuf Kalla. Tapi kan pada prinsipnya tidak melebihi kepatutannya. Harapan saya kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo tetap menjaga tidak melebihi kepatutannya," katanya.

Mudah-mudahan, lanjut Presiden ke-6 RI itu Pemilu 2019 nanti bisa berjalan damai. Bebas dan tidak ada kecurangan. "Mudah-mudahan pemilu kita peacefull, free and fair," ucapnya.

Makan malam yang dilakukan bersama rombongan di lesehan tepi jalan itu, lanjutnya merupakan suatu kegiatan biasa. Hal-hal seperti ini sudah ia lakukan sejak menjadi Danrem 072 Pamungkas 1995 silam.

Kemudian juga ketika menjadi Presiden ke-6 RI, pada 2004 hingga 2014 lalu. Kegiatan seperti ini bahkan sudah menjadi hobinya. "Wah ini kalau musim pemilu Pak SBY baru turun, tidak. Sebelum jadi Presiden, termasuk jadi Danrem Jogja dulu, saya senang jalan masuk ke kuliner rakyat termasuk kuliner seperti ini. Waktu jadi Presiden 10 tahun, bisa tanya ke Paspampres saat itu, kegemaran itu saya jaga. Tentu dalam batas batas sesuai kepantasan protokol," katanya.

Menurutnya, ketika ada pelemahan ekonomi atau saat ada penurunan di sektor dunia usaha yang paling terpukul itu usaha mikro dan kecil. Artinya yang berbelanja berkurang, demand (permintaan) berkurang dan menyebabkan penghasilan menurun.

"Karena demand berkurang biasanya penghasilan menurun, itulah yang saya dengar kalau berkunjung ke ratusan kabupaten kota selama 4 tahun terakhir ini," katanya.

Lanjutnya, orang-orang yang memiliki perekonomian mampu dengan melakukan berbelanja maka setidaknya bisa membantu para pengusaha mikro dan kecil. Dengan begitu berkontribusi membantu pemerintahan, presiden, maupun kepada daerah.

"Baguslah kita sama sama berkontribusi membantu pemerintahan kita, presiden kita, gubernur kita. Dengan cara agar ekonomi bergerak kembali, bisnis tumbuh lagi, dan terutama mikro dan kecil," pungkas SBY. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita