GELORA.CO - Survei lembaga The Initiative Institute menemukan bahwa tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto di Madura masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan Joko Widodo.
Ceo The Initiative Institute, Airlangga Pribadi menjelaskan meski tol jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) telah digratiskan, elektabilitas Prabowo belum mampu dikalahkan oleh Jokowi.
Dalam survei yang dilakukan pada 10- 18 Oktober 2018, elektabilitas Prabowo-Sandiaga mencapai 43,0%, sementara Jokowi – Ma’ruf sebesar 20,5%.
“Uniknya dalam survei di empat kabupaten di Madura masyarakat yang ragu-ragu ketika diminta memilih salah satu calon juga tinggi yakni 36,5%,” ungkap Airlangga ketika merilis hasil Survei, di Surabaya, Senin (17/12/2018).
Sementara itu, Jokowi – Ma’ruf berhasil menyalip jauh elektabilitasnya di tiga wilayah yakni Arek, Pandalungan, dan Mataraman. Untuk wilayah Arek (Surabaya, Sidoarjo, kab/kota Malang, Kota Batu, Mojokerto, Jombang, Lamongan, dan Gresik). Di wilayah tersebut, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 72,2%. Sebaliknya, Prabowo – Sandi hanya 17,5%. Meski demikian, s responden yang masih ragu-ragu sangat kecil di wilayah ini yakni 10,3%.
Sementara di wilayah Pandalungan (Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Jember elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 51,7%. Sikap ragu-ragu lebih tinggi yakni 27,8% daripada elektabilitas Prabowo-Sandi yang hanya 20,5%.
“Kalau wilayah Mataraman sangat jauh selisihnya yakni Jokowi-Ma’ruf elektabilitasnya 60,2%, sementara Prabowo-Sandi 17,4%,” tuturnya.
Untuk diketahui, jika benar Jokowi-Ma’ruf kalah di Madura pada Pilpres 2019, Ketua mantan politikus Gerindra yang juga TKN kampanye Jokowi-Ma'ruf, La Nyalla Mattaliti pernah membuat statemen siap potong lehernya.
"Potong leher saya, kalau Prabowo bisa menang di Madura," ujar La Nyalla saat ditemui di kediaman Ma'ruf Amin, Selasa,(11/12).
Pada Pilpres 2014, Prabowo Subianto yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa menang telak di Madura dengan meraup 79 persen suara, sedangkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla hanya meraup 21 persen suara.[akr]