GELORA.CO - Tidak hanya pemerhati media, Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiga M. Taufik juga mengaku heran sekaligus prihatin kenapa media tidak tertarik memuat berita Reuni Akbar 212 menjadi headline (HL) alias halaman utama.
"Oh iya dong, masak jutaan orang hadir terus tidak jadi sesuatu yang menarik buat media. Saya sih prihatin, artinya apa betul pendapat orang bahwa media dikendalikan oleh pemiliknya," kata Taufik di sela-sela diskusi bertajuk "Carut Marut Komunikasi Kebijakan Jokowi: Konsistensi, Inkonsistensi dan Ambivalensi" di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan Cokroaminoto, Jakarta, Selasa (4/12).
"Hanya beberapa media saja (yang HL), Anda bayangkan jutaan orang hadir kalah dengan "sampah plastik" (HL di salah satu media). Saya kira ini tidak fair," lanjut Taufik.
Sementara kubu Jokowi-Ma'ruf, jelas Taufik, kalau mereka misalnya mengadakan acara yang dihadiri 10 ribu orang saja, sudah tentu itu akan diliput habis-habisan oleh banyak media.
Saat ditanya apakah Reuni 212 dimotori Prabowo-Sandi, Taufik mengelak. Pimpinan DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, kehadiran Prabowo di acara itu hanya sebatas undangan.
"Itu kan acara umat. Pak Prabowo saja undangan, jadi tidak ada, siapa yang motori ya dirinya sendiri," tutupnya.
Diskusi rutin setiap minggu itu menghadirkan pembicara, politisi Partai Demokrat Herman Khaeron, pakar semiotika ITB Acep Iwan Sandi, pengamat politik Selain Hendri Satrio dan Satya Zulfanitra. [rmol]