GELORA.CO - Sebelum terjadinya tsunami pada Sabtu (22/12) malam, yang meluluhlantakkan sebagian wilayah Banten dan Lampung, sempat terjadi kejadian mencekam di kawasan Gunung Anak Krakatau. Amukan gunung itu menyebabkan air laut tumpah ke daratan yang berada di sekitarnya.
Seorang nelayan, Carmudi, 40, mengatakan saat peristiwa tsunami, dia bersama anak dan teman-temannya sedang berada di tengah laut untuk mencari ikan. Menurutnya Gunung Anak Krakatau meluapkan isinya, hingga air laut meninggi melewati gunung tersebut.
"Air besar, melebihi gunung airnya, dua kali terjadi. Air melewati gunung," kata Carmudi saat ditemui JawaPos.com di RSU Berkah Pandeglang, Banten, Senin (24/12).
Kapal yang ditumpangi Carmudi pun hancur diterjang tsunami pada Sabtu (22/12) malam. Beruntung Carmudi punya keahlian untuk berenang.
"Sempat terombang-ambing di laut. Selamatnya bisa berenang terus ditolong sama kapal lain, ikut kapal lain," ucap Carmudi terlihat trauma.
Peristiwa nahas itu mengakibatkan wajah dan kaki Carmudi terlihat memar. Oleh karenanya, sesampainya di daratan pada Minggu (23/12) kemarin, Carmudi langsung dilarikan ke RSU Berkah Pandeglang.
Kakak Carmudi, Wasni, 42, yang menemani di ruang IGD RSU Berkah Pandeglang mengatakan, adiknya telah pergi melaut sejak Jumat (21/12) malam. Dia merasa bersyukur, sang adik, bisa selamat dari peristiwa tsunami yang menelan ratusan korban jiwa tersebut.
"Pulang-pulang kemarin sore langsung dibawa ke sini (RSU Berkah Pandeglang)," tutur Wasni.
Wasni menyebut, kondisi anak Carmudi pun selamat dan sedang mendapat perawatan di rumah sakit yang sama. "Anaknya juga selamat, lagi dirawat juga," ungkapnya.
Lebih jauh, Wasni menyebut saat ini masih terdapat dua orang yang belum ditemukan dari kapal nelayan yang tenggelam yang mengangkut rombongan Carmudi.
"Ada 23 orang yang ikut, dua lagi belum ketemu, salah satunya yang punya kapal," pungkasnya. [jpc]