GELORA.CO - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin ditanya soal adil tidaknya sikap kubu petahana yang memilih memaafkan mantan Politisi Gerindra La Nyalla Mattalitti, dan bukan mempolisikannya.
Hal tersebut tampak di acara Rosi yang tayang live di KompasTV, Kamis (20/12/2018) malam.
Awalnya, Ma’ruf Amin mengatakan jika isu-isu terkait SARA seharusnya tidak boleh dijadikan sebagai tema kampanye.
“Kita harus menjaga keutuhan bangsa. Sehingga persoalan agama, etnis, tidak menjadi sumber terjadinya ketidakrukunan,” ujar Ma’ruf.
“Sesama bangsa, apapun agamanya, apapun etnisnya, kita sebagai satu kesatuan yang juga diikat oleh sejarah bangsa ini. Negara ini kan dibangun berdasarkan kesepakatan semua pihak,” tambahnya.
Rosi lantas mengatakan, hal-hal itu nyatanya masih terus terjadi sekarang ini.
Misalnya beberapa isu yang ditujukan pada capres no urut 1 Joko Widodo (Jokowi) seperti, ‘Jokowi PKI’, ‘Jokowi Anti Islam’, hingga isu kriminalisasi ulama.
Menanggapi hal tersebut, Ma’ruf mengatakan, jika pihaknya sudah melakukan klarifikasi terkait isu-isu yang beredar itu.
“Apalagi datang ke sini La Nyalla, dan menyampaikan hal-hal soal isu tersebut,” ungkapnya.
“Dia juga meminta maaf dan menyesal bahwa telah menyebarkan isu yang tidak benar itu. Di masyarakat juga sudah memahami jika isu-isu anti Islam itu tidak benar,” imbuh Ma’ruf.
Mendengar nama La Nyalla, Rosi pun memberikan pertanyaan yang sulit dijawab Ma’ruf.
“Karena tadi Bapak menyinggung soal Pak La Nyalla, beliau mengakui bahwa dialah yang menyebarkan soal isu PKI, anti Islam, dan lain sebagainya. Orang ditangkap karena menyebarkan hoaks. Tapi karena sudah bergabung dengan Pak Jokowi-Ma’ruf itu dimaafkan. Apakah ini adil?” tanya Rosi.
“Ya kalau orang minta maaf ya perlu dimaafkan,” jawab Ma’ruf cepat.
“Dia juga berusaha agar isu itu kemudian hilang atau bisa merubah image masyarakat kalau jokowi itu bukan PKI,” tambahnya.
Ma’ruf kemudian mengatakan bahwa apa yang disampaikan La Nyalla itu bisa membantu pihaknya dalam memberikan klarifikasi.
“Ini akan membantu klarifikasi yang kita buat. Yang Pak Jokowi juga sudah sampaikan, kemudian ditambah La Nyalla, kemudian ditambah juga pengakuan para kyai, para ulama, yang makin hari makin banyak. Saya kira itu akan memperkecil kemungkinan orang-orang akan menyebarkan isu-isu itu,” paparnya.
Menurutnya, memberikan penjelasan saja sudah cukup untuk membuat isu ini berhenti tersebar.
“Upaya-upaya menghilangkan isu itu sudah bergulir. Dan banyak orang-orang yang sudah mulai sadar, dan banyak yag bertemu dengan saya. Jadi bukannya tidak berhasil.”
“Tapi masih ada, karena kepentingan-kepentingan isu politik, kepentingan lain di dalam rangka menjadikan isu itu untuk memenangkan pilpres, itu pasti ada,” ungkapnya. [wow]