GELORA.CO - RMOL 2 Desember 2018 memberitakan bahwa parkir kendaraan pribadi peserta Reuni Akbar 212 mengular hingga di luar area Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Trotoar sepanjang jalan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral sudah dipenuhi parkir motor yang tersusun rapih maka kendaraan umum masih leluasa melintas di jalan raya.
Stasiun Kereta Api Tanah Abang, Jakarta Pusat, disesaki massa berpakaian serba putih. Mereka tiba dari dari stasiun KA wilayah Tangerang Selatan hingga Rangkasbitung. Kebanyakan massa memilih lanjut transit di Stasiun Manggarai, sebelum menuju Stasiun Juanda yang merupakan lokasi terdekat dengan Monas.
Massa berpakaian serba putih berjalan kaki baik dari Jalan Jenderal Sudirman maupun sekitarnya. Meski begitu, ada yang memilih berkumpul kawasan Bundaran Hotel Indonesia, berbaur dengan masyarakat yang tengah aktivitas olahraga.
Mereka longmarch sembari mengibarkan bendera berlafadz tauhid pada kain warna hitam dan putih diiringi lantunan salawat badar.
Tausyiah
Dikuatirkan Reuni Akbar 212 sekedar kedok kampanye capres. Namun Gurubesar Ilmu Agama Islam di Institut Pertanian Bogor, Profesor Dr Didin Hafidhuddin yang mendapat kesempatan pertama menyampaikan tausyiah saat Reuni Akbar 212 yang berlangsung di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat sama sekali tidak berpidato politik kampanye capres tertentu namun sekedar menyerukan gerakan menghapus segala jenis kegiatan riba.
"Kita harus berpihak kepada ekonomi syariah yang sangat jauh dari kegiatan riba. Jadi, mulai sekarang, kita harus meninggalkan segala jenis riba. Siap?” ajak ulama merangkap cendekiawan asal Bogor berusia 67 tahun itu yang disambut sahutan kompak “Siaaaaap” dari massa.
Sadar Lingkungan
Keuskupan Agung Jakarta mendoakan agar acara tersebut terselenggara dengan damai dan lancar. Lokasi kegiatan Reuni Akbar 212 tidak berjarak jauh dari Gereja Katedral yang kebetulan sesuai jadwal menggelar ibadah misa mingguan.
Namun umat Katolik tidak terganggu dengan adanya kegiatan massal tersebut. Segenap Misa Mingguan di Gereja Katedral pada Minggu 2 Desember 2018 berjalan lancar tanpa gangguan apa pun.
Mayoritas peserta adalah umat Islam namun tampak umat agama lain-lainnya ikut bergabung ke kelimpah-ruahan peserta demi ikut menghadirkan suasana Bhinneka Tunggal Ika serta sila Persatuan Indonesia ke dalam penyelenggaraan Reuni Akbar 2018 .
Peserta Reuni Akbar 212 ternyata juga sadar lingkungan maka secara sukarela membersihkan sampah yang tercecer di kawasan penyelenggaraan Reuni Akbar 212.
Penghormatan
Sebagai seorang warga Indonesia, tergerak rasa haru dan bangga saya menyampaikan penghormatan kepada segenap peserta Reuni Akbar 212 pada hari Minggu 2 Desember 2018 yang telah berkenan membuktikan kepada masyarakat dunia di planet bumi masa kini bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki peradaban tinggi maka senantiasa niscaya berjuang menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika serta Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Merdeka.[rmol]
Penulis adalah penggagas Gerakan Kebanggaan Nasional