GELORA.CO - Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengatakan, harus ada paradigma baru dalam penanganan bencana di Indonesia.
Hal itu diutarakan Sodik menanggapi pencegahan tsunami Selat Sunda yang dinilai sangat lambat. Padahal, kejadian bencana alam di daerah tersebut dapat diprediksi sehingga dapat mengurangi korban yang berjatuhan.
"Fraksi Gerindra di Komisi 8 penggagas pradigma baru penanganan bencana di Indonesia yakni membangun masyarakat dan sistem yang waspada dan tanggguh bencana melalui penguatan sistem mitigasi bencana," kata Sodik kepada TeropongSenayan, Jakarta, Senin (24/12/2018).
Sodik menjelaskan, dalam membangun paradigma baru pencegahan bencana alam harus ada penggunaan teknologi deteksi dini yang modern dan memadai jumlahnya di Indonesia.
Selain itu, harus ada edukasi dan pendidikan latihan paham waspada dan tangguh bencana secara masif dan sistematis.
"Pengaturan tata ruang pengggunaan lahan yang aman fungsional dan cegah kerusakan lingkungan, serta pemakaian konstruksi bangunan yang tahan bencana," jelas Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu.
Sodik menyesalkan keputusan pemerintah yang memotong anggaran Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga alat-alat deteksi bencana tsunami tidak bisa membaca secara dini kejadian alam yang merugikan tersebut.
Menurutnya, dipotongnya anggaran tersebut akan berdampak pada lambatnya BMKG mewujudkan paradigma penanganan bencana alam di Indonesia.
"Anggaran untuk alat deteksi dini bencana diusulkan pemerintah melalui BMKG dan disetujui fraksi lain, dalam jumlah yang sangat kurang untuk deteksi bencana di Indonesia," ujarnya. [ts]