GELORA.CO - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno disambut oleh emak-emak ketika ia tiba di Bandara Ferdinand Lumban Tobing, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (10/12/2018).
Para ibu-ibu tersebut dengan sabar menunggu Sandi keluar dari Bandara, dan langsung histeris dengan berusaha mendekat untuk berswafoto, bersalaman atau sekadar ingin melihat lebih dekat dengan mantan Wakil Gubermur DKI itu.
Bandara yang biasanya sepi ini, tiba-tiba jadi ramai karena teriakan histeris dari para ibu-ibu, termasuk para penjual kacang dan jagung rebus yang berada di bandara tersebut. Butuh waktu 30 menit bagi mantan wakil gubermur DKI ini melangkah sekitar 15 meter dari pintu keluar bandara menuju mobil yang menunggunya.
"Saya tidak menyangka mendapatkan sambutan yang luar biasa seperti ini. Terima kasih masyarakat Sibolga dengan sambutan yang luar biasa," kata Sandi.
Dari sana, Sandi langsung melanjutkan perjalanan darat selama empat jam ke Mandailing Natal. Kegiatan ini merupakan rangkaian kampanyenya selama tiga hari di Sumatera Utara.
"Ini perjalanan darat selama tiga hari dan berakhir di Medan. Saya ingin mendengar langsung apa yang dirasakan masyarakat Sumatera Utara, khususnya Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, dan Padang Lawas Utara. Kami ingin mereka juga tahu bahwa Prabowo Sandi akan fokus pada ekonomi, terutama dalam penciptaan dan penyediaan lapangan kerja, juga harga-harga kebutuhan pokok yang terjangkau dan stabil," ucap Sandi.
Sumbangan kampanye
Di Mandailing Natal, ketika tiba di kediaman pengasuh Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Sandi menerima sumbangan kampanye.
"Ini pak untuk dana kampanye, semoga bermanfaat," kata warga setempat, Barkhan, sambil tersenyum.
"Saya terima uang ini, dan akan saya laporkan ke Badan Pemenangan Nasional biar tercatat sebagai sumbangan kampanye. Dan nama bapak akan tertulis di situ. Terima kasih banyak. Saya akan jaga amanat jika terpilih melayani masyarakat Indonesia," kata Sandi.
Menurut Sandi, dia bersyukur makin banyak masyarakat perorangan atau kelompok yang menyumbangkan uang mereka dengan ikhlas.
"Hal-hal seperti ini yang membuat saya ingin bekerja keras lagi. Sampai hari ini sudah 800 titik lebih, di Jakarta saya bergerak di 1.200 titik. Insya Allah ini komitmen kami untuk menjadi pemimpin yang mendengar," ucap Sandi.
Dalam acara Tabligh Akbar di ponpes yang sudah berusia lebih dari seratus tahun ini, Sandi menyatakan para santri dan santriwati harus menerapkan filosofi yang disebutnya sebagai FAST (Fathonah, Amanah, Sidiq dan Tabliqh).
"Para santri harus mengamalkan empat kata ini, yakni Fathonah, Amanah, Shidiq dan Tabligh atau yang saya singkat dengan FAST. Bisa cepat bertindak dan berpikir agar tidak tertinggal dan mampu bersaing dalam industri 4.0. Para santri harus menciotakan lapangan kerja, bukan mencari kerja," ujar Sandi. [dtk]