GELORA.CO - Perusahan milik Sandiaga Uno, Cawapres nomor urut 02, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Batu Hitam Perkasa, Kamis (12/12/2018) lalu.
Pembeli saham tersebut adalah PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan PT Toba Bara Energi.
Perusahaan ini adalah milik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, yang merupakan pendukung Presiden Jokowi.
Sebagai informasi Batu Hitam Perkasa merupakan pemegang 5% saham di PT Paiton Energy yang mengoperasikan dua unit pembangkit listrik komersial bertenaga batubara dengan kapasitas 615 megawatt (MW) di Probolinggo, Jawa Timur.
Perusahaan ini juga mengoperasikan satu unit pembangkit bertenaga batubara berkapasitas 815 MW dengan teknologi boiler bersistem supercritical.
Selain itu Batu Hitam Perkasa merupakan pemegang 5% saham di Minejesa Capital BV, perusahaan penerbitan obligasi global untuk kepentingan Paiton Energy.
“Saratoga Investama Sedaya telah menjual seluruh kepemilikan sahamnya di Batu Hitam Perkasa sebesar 16,7% dengan nilai total setara US$ 9 juta,” kata Head of Legal and Corporate Secretarial Division Saratoga Investama melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu.
Ia mengklaim bahwa perusahaan milik pengusaha dan cawapres Sandiaga Uno ini melepas kepemilikan saham di Batu Hitam Perkasa dalam rangka menyelesaikan siklus investasi perusahaan.
Namun, ia tidak memberikan keterangan detail terkait siklus investasi tersebut.
Lalu bagaimana langkah selanjutnya dari Toba Bara Sejahtera dan Toba Energy setelah resmi mengambil alih saham Batu Hitam Perkasa dari Saratoga Investama Sedaya?
Direktur Toba Bara Sejahtera Pandu Patria Sjahrir menyebut, pihaknya akan mengubah fokus perusahaan dari perusahaan pertambangan batubara menjadi perusahaan energi yang terintegrasi atau integrated energy corporation.
Namun, ia belum mau memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana tersebut, termasuk mengenai berapa belanja modal atau capital expenditure (capex) yang akan dianggarkan.
“Nanti akan kami infokan secara spesifik ke publik,” tegas dia.
Asal tahu saja, Paiton Energy yang didirikan pada tahun 1994 merupakan pemasok 6% kebutuhan energi listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Pemegang saham Paiton Energy yakni Mitsui (45,5%), Nebras Power (35,5%), JERA (14%) dan Batu Hitam Perkasa yang kini dialihkan ke Toba Bara Sejahtera dan Toba Bara Energy (5%).
Siapa Luhut Binsar Panjaitan?
Jenderal TNI (Purn) Luhut Pandjaitan adalah pebisnis pemilik PT Toba Sejahtra. Dia memiliki 99,98% saham Grup PT Toba Sejahtra.
Sebelum berbinsis karirnya di militer, ia adalah seorang jenderal bintang empat Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat (Kopassus AD)
Dalam situs resmi perusahaan, Grup Toba Sejahtra terbagi ke dalam 6 anak usaha yang terdiri dari Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure.
Anak usaha tersebut terbagi lagi menjadi 16 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor.
Berikut struktur Grup PT Toba Sejahtra dan anak usah :
1. Toba Coal and Mining
– PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA)
PT Toba Bara Sejahtra merupakan anak perusahaan yang keseluruhan saham nya dimiliki oleh PT Toba Sejahtra. Toba Bara memiliki 3 anak perusahaan pertambangan batubara di Kalimantan Timur.
Anak-anak perusahaan Toba Bara bekerja sama dengan kontraktor-kontraktor tambang terkemuka Indonesia seperti Petrosea dan SIS untuk memastikan bahwa rencana penambangan berjalan tepat waktu dan meminimalisasi biaya pengembangan yang meningkat.
– PT Admira Baratama Nusantara
PT Adimitra Baramata Nusantara merupakan konsesi pertambangan seluas 2.990 hektare yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Memulai operasinya pada 2008 dan berhasil melakukan pengiriman komersilnya pada tahun yang sama.
Produksi hasil tambang diperkirakan mencapai 3,6 juta metric ton batu bara pada 2011 dan diharapkan dapat terus bertambah di tahun-tahun berikut yang akan didapat melalui penambahan kontraktor pertambangan dan pengeluaran modal infrastruktur.
– PT Indomining
PT Indomining terletak di lahan konsesi seluas 683 ha yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dan telah memulai operai komersil pertamanya pada 2007.
Produksinya mencapai sekitar 1,5 juta MT batu bara per tahun dan diharapkan dapat terus bertambah di tahun-tahun berikut.
Serupa dengan PT Adimitra Baratama Nusantara, tambang milik PT Indomining berlokasi di dekat dermaga anak Sungai Mahakam, sehingga menghasilkan biaya produksi yang sangan kompetitif.
– PT Trisensa Mineral Utama
PT Trisensa Mineral Utama merupakan konsesi pertambangan seluas 3.414 ha yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Saat ini sedang dilakukan pengeboran dan perencanaan tambang, dan produksi awal telah dimulai pada 2011.
– PT Kutai Energi
PT Kutai Energi adalah konsesi pertambangan terbesar PT Toba Sejahtra, terdiri dari 6.932 ha daerah di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Konsesi, yang mulai beroperasi dan produksi komersial pada 2010 kini mengalami pengembangan lebih lanjut dan perencanaan, produk diperkirakan akan meningkat pesat selama beberapa tahun mendatang.
2. Toba Oil and Gas
– PT Energi Mineral Langgeng
Blok di Madura Tenggara dengan luas 4.567 km2 ini diberikan kepada PT Energi Mineral Langgeng pada 5 Mei 2009.
Rasio keberhasilan eksplorasinya diperkirakan mencapai 40% total risiko potensi sumber daya yang dapat diperbaiki diperkirakan mencapai 2 miliar barel minyak, 593 miliar kaki kubik gas alam dan 36 jutaan barel kondensat.
– PT Fairfield Indonesia
PT Fairfield Indonesia didirikan pada 2005 dan merupakan perusahaan bersama dengan Fairfield Nodal, perusahaan seismik Amerika Serikat.
Perusahaan ini dilengkapi dengan teknologi dan kapasitas yang diperlukan untuk menangani baik data seismik 2 dimensi dan 3 dimensi dan proyek-proyek di kedalaman termasuk di darat, zona transisi dan pengolahan data kelautan.
3. Toba Perkebunan dan Kehutanan
– PT Tritunggal Sentra Buana
Melalui PT Tritunggal Sentra Buana, PT Toba Sejahtra melakukan usaha patungan dengan Wilmar Plantations dan memiliki saham minoritas sebesar 25% atas perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Saliki, Kalimantan Timur.
Perkebunan Saliki memiliki total lahan seluas 12.000 ha dengan total lahan Hak Guna Usaha (Izin Operasi) sebesar 5.759 ha.
Perkebunan Saliki juga dilengkapi dengan alat giling yang dapat mengolah hasil panen minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dari perkebunan sendiri maupun milik para petani di sekitar.
– PT Admira Lestari
PT Adimitra Lestari didirikan pada 2005. Pada tahun 2008, perusahaan ini menerima Izin Usaha Pengelolaan Hasil Kayu (IUPHHK) yang berlaku selama 45 tahun untuk 52.100 ha hutan produktif di Nunukan, Kalimantan Timur.
– PT Perkebunan Kaltim Utama I
PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) pada 19 Juni 2013, telah membeli mayoritas saham dalam PT Perkebunan Kaltim Utama I.
PT Perkebunan Kaltim Utama memiliki total luas lahan sebesar 8.633 ha dan lahan yang sudah ditanam seluas 2.896 ha. Izin Penanaman ini akan habis pada 2036 mendatang.
Pada April 2009, PT Adimitra Lestari telah memulai produksi komersilnya.
4. Toba Industri
– PT Smartias Indo Gemilang
PT Smartias Indo Gemilang didirikan pada 2007 lalu. Operasinya melibatkan penjualan dan distribusi KWH meter elektrik prabayar dalam bentuk Smart Card atau STS Meter Token untuk listrik perumahaan yang disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Fitur prabayar ini memungkinkan para pelanggan PLN untuk mengelola dan menghemat tagihan listrik mereka dengan baik. Selain itu, fitur ini juga dapat meningkatkan kerja PLN dalam melayani pelanggan dan operasionalnya secara lebih efisien, sementara dalam waktu yang bersamaan dapat menghindari adanya pemutusan hubungan listrik akibat adanya tagihan yang belum terbayar.
– PT Rakabu Sejahtra
PT Rakabu Sejahtra didirikan pada 2009 dan memiliki pabrik yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah.
PT Toba Sejahtra memiliki saham minoritas dalam pabrik yang memproduksi berbagai furnitur olahan kayu dalam bentuk rangka pintu, lantai, dan lain-lainnya ini.
Produk-produk tersebut banyak dijual untuk pasar ekspor.
– PT Kabil Citranusa
Melalui PT Kabil Citranusa, PT Toba Sejahtra memiliki saham minoritas dalam 147 ha lahan industri yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.
Perusahaan ini didirikan pada 2002 serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri gas dan minyak.
5. Toba Property and Infrastructure
– PT Toba Pengembang Sejahtra
Perusahaan properti ini memiliki lokasi di kawasan bisnis Megakuningan. Toba Pengembang Sejahtra memiliki luas lahan sebesar 1,7 ha.
Perusahaan ini memiliki rencana proyek pada kuartal III/2013 untuk melakukan penanaman tiang pancang atau ground breaking gedung.
Pada Kuartal III/2015 direncanakan gedung Tower A telah selesai dibangun dan menyusul Tower B.
6. Toba Power
– PT Pusaka Jaya Palu Power
PT Pusaka Jaya Palu Power adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang berhasil membangun pembangkit listrik tenaga uap.
Terletak di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, perusahaan ini memulai operasinya sejak 2007 dan saat ini telah mampu memproduksi 2×15 MW dengan rencana ekspansi hingga 40 MW pada 2013.
Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN ditandatangani pada 2007 untuk periode 25 tahun.
Untuk mendukung masyarakat lokal, pemerintah Kota Palu memiliki sebagian kecil saham dari pembangkit tenaga listrik ini.
– PT Kartanegara Energi Perkasa
PT Kartanegara Energi Perkasa telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN pada 18 April 2011 untuk pengembangan PLTG Senipah di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Pembangkit listrik ini akan mampu memproduksi 2×41 MW (satu siklus) yang dimulai pada Desember 2012, dengan meningkatkan angka produksinya menjadi 2×60 MW (siklus gabungan) yang direncanakan pada 2013.
Perjanjian penyediaan gas alam telah ditandatangani pada Juni 2009. [SR]
*Artikel ini dikutip dari berbagai sumber.