Mahfud MD: Gus Dur Tunjuk Rizal Ramli Jadi Menteri karena Galak terhadap Korupsi

Mahfud MD: Gus Dur Tunjuk Rizal Ramli Jadi Menteri karena Galak terhadap Korupsi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD punya kenangan khusus tentang mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama ekonom Rizal Ramli. Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Kamis (27/12/2018).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menceritakan momen saat ia menangisi kepergian Gus Dur. Ia mengaku mendapat kabar meninggalnya Gus Dur ketika rapat. Mahfud MD kemudian mengingat saat Gus Dur menunjuk sejumlah menteri yang sesuai keinginannya tanpa ada dorongan atau paksaan dari pihak lain.

Dalam unggahannya, Mahfud MD tampak menyebut nama mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia (Ekuin) Rizal Ramli.

Menurut Mahfud MD, Rizal Ramli dan Gus Dur sama-sama galak terhadap koruptor. "Pokoknya sikat," ujar Mahfud MD menggambarkan keduanya.

Kenangan-kenangan itu ia bagikan dalam rangka memperingati hari berpulangnya Gus Dur yang jatuh pada 30 Desember mendatang.

Simak cuitan Mahfud MD di bawah ini:

CUPLIKAN KENANGAN TENTANG GUS DUR 

9 thn yg lalu, 30 Desember 2009, Gus Dur wafat, sy sedang ada meeting kecil dgn KH Hasyim Muzadi, Cak Choirul Anam, dll di rumdin saya sbg ketua MK.
Ketika berita itu tiba2 kami terdiam membisu agak lama. Tiba2 KH Hasyim berseru, "Alfatihah"

Kami pun membubarkan diri dan secara sendiri2 berangkat ke RSCM.
Pintu masuk ke RSM penuh sesak, tp krn sy ketua MK dibimbing masuk oleh aparat.

Orang2 histeris berteriak "Gus Dur, Gus DuuuR".
Di sebuah ruang yg berdesakan sy lihat Effendi Choiri memimpin tahlil sambil menangis.

Sy mendekati janazah Gus Dur dan berdoa tp sy sgr keluar krn bnyk orng yg antre.
Sy tdk menangis, sbg Ketua MK sy ingin terlihat tegar dan tabah.
Sy hny berdoa Tp bgt tiba di luar ruangan ajudan sy memberikan berlembar tisue, minta sy menghapus airmata.
Sy, ternyata, menangis.

Sy teringat ketika sy dipanggil Presiden Gus Dur.
Semula sy tak yakin beliau kenal sy meski sy kenal beliau.
Semula sy kira akan diangkat jadi dirjen atau yg setingkat itu.
Tp beliau meminta sy menjadi menteri pertahanan. Woow, Menteri pertanahan?.
Bukan, menteri pertahanan.
'Antum sy angkat menjadi menteri pertahanan, bkn pertanahan', kata Gus Dur serius. Waktu itu sy dtemani oleh Alwi Shihab.

Sy takjub, Gus Dur mengangkat beberapa menterinya brdasar pilihan sendiri, bkn ditodong.
Sy yg bkn siapa2, bkn politisi, hny dosen tiba2 diangkat jd menteri.

Dlm pengamatan sy Gus Dur ingin menteri2 yang idealis dan tegas. Pesannya, "bereskan persoalan negara ini".
Contohnya, ketika mengangkat Rizal Ramli atau Marsillam. Sy lihat keduanya professional dan tegas. 
Marsillam sangat loyal dan cermat dlm menata administrasi, Rizal Ramli jg.

Saat Rizal Ramli menjadi menteri, pejabat2 setingkat menteri diberi DOP (dana operasional pimpinan) yg besar agar tdk mempermainkan uang negara.
Rizal tahu menteri hrs mengeluarkan "ini-itu" pd-hal gajinya kecil. "Jgn korupsi, pakai uang ini, kalau korupsi sy sikat", katanya.


Saat Jaksa Agung Baharuddin Lopa wafat, Gus Dur mencari pengganti. Gus Dur meminta sy jd jaksa agung tp sy menolak.
Sy mengusulkan Artidjo atau Wakajagung Dr. Soeparman.


Wimar Witoelar mengusulkan Marsillam. "Marsillam sj, selama hidupnya dia berjuang melawan korupsi," kata Wimar
Kemudian dilakukanlah reshuffle. Marsillah jd jaksa agung dan sy menjadi Menteri Kehakiman-HAM dgn tugas,
"Pak Mahfud benahilah isi aturan2 hukum yg tumpang tindih, Marsillam tegakkanlah aturan2 hukum, tindak tegas para pelaku korupsi".
Sejak itu sy merangkap Menhan & Menkeh-HAM.

Gus Dur berprinsip teguh menegakkan konstitusi. Menjelang kejatuhannya krn keroyokan politik, Marsillam menyarankan agar mengalah dulu.
"Sbg sahabat sy sarankan itu, Mas", kata Marsillam. "Jangankan cuma sahabat, keluarga sj tak bs memaksa sy melalanggar konstitusi" jwb Gus Dur.
Menlu Alwi Shihab yg juga sahabat Gus Dur pernah menyarankan agar Gus Dur tdk terlalu keras menykapi para koruptor.
"Korupsi hrs diberantas tp caranya hrs lbh soft", saran Alwi.
"Alwi, Ente urus saja yang baik2 agar menjadi lebih baik. Koruptor biar sy yg hadapi", kata Gus Dur.

Hrs sy akui kimia kegalakan Gus Dur dan Rizal Ramli thd korupsi sama kerasnya,
"Koruptor jgn diberi hati, sikat". Tp trkadang mereka kurang memperhatikan mekanisme hukum yg rumit, "pokoknya sikat".
Sy ada di bagian memberi saran dlm "ke-hati2an memproses hukum" tp dgn tetap tegas.
"Tentu sj sbg manusia Gus Dur punya kelemahan, misalnya, terlalu cepat marah kpd orag yg dilaporkan melakukan korupsi, sblm benar2 didalami.

Tetapi kelemahan2 itu jadi sirna ditengah jibunan kebaikan dan integritasnya sbg pemimpin bangsa.
Sdh 9 thn Gus Dur wafat. Sy merindukannya," ungkap Mahfud MD. [ht]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita