GELORA.CO - Martinus Sampe langsung lari saat kelompok kriminal bersenjata menembak membabi buta, Sabtu (1/12/2018). Tiba-tiba dia merasakan sakit pada kaki kirinya.
Sambil berlari sekuat tenaga, dia menunduk melihat kakinya. Darah mengucur. Sambil tertatih-tatih, pria berdarah Toraja itu terus berlari menjauh dari kejaran kelompok bersenjata.
Jefrianto juga langsung mengambil langkah seribu. Nahas, sebuah peluru mengenai pelipisnya hingga mengeluarkan darah segar. Beruntung, dia bisa cepat menghilang dari pandangan kelompok pemberontak itu.
Martinus dan Jefrianto adalah karyawan PT Istaka Karya. Keduanya berhasil menyelamatkan diri. Sementara 31 orang rekannya tewas di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua.
Seorang karyawan PT Telkomsel bernama Irawan dan petugas Puskesmas bernama John jauh lebih beruntung. Keduanya selamat tanpa luka sedikit pun. Keempatnya akhirnya diselamatkan anggota Timsus Polda Papua yang hendak mengevakuasi para korban.
"Pada pukul 11.00 WIT, tim evakuasi saat berada di CO 54M 225453 9529603 menemukan empat orang yang berjalan kaki dengan identitas sebagai berikut, Martinus Sampe (karyawan Istaka), Jefrianto (karyawan Istaka), Irawan (karyawan Telkomsel), Jhon (petugas puskesmas)," urai Dantimsus Polda Papua, AKP Zacharia, Selasa (4/12/2018).
Menurut Zacharia, dari penjelasan empat orang tersebut diketahui, pos TNI yang berada di Distrik Mbua Satgas 755/Yalet telah hancur diserang kelompok bersenjata.
"Empat orang tersebut bersama-sama anggota Pos Mbua Satgas 755/Yalet menyelamatkan diri dengan berjalan kaki ke arah Wamena," jelasnya.
Dalam perjalanan mereka melihat seorang anggota TNI yang meninggal dunia sementara dipikul rekannya, sesama anggota TNI.
Salah seorang dari empat orang korban selamat sempat mengamankan satu pucuk senjata api milik TNI saat penyerangan terjadi. Namun, senjata itu tak dibawa, melainkan disembunyikan di semak-semak di pinggi jalan lalu melarikan diri. [rky]