Oleh: Nasruddin Djoha
Pemerhati Ruang Publik
KABAR dari Kota Kendari di belahan Tenggara Pulau Sulawesi ini bikin ngenes. Deklarasi relawan Jokowi-Ma’ruf sepi. Saya jadi teringat lagu lama milik Chandra Darusman judulnya “Indahnya Sepi.” Nyesek tapi indah.
Acara yang digelar di sebuah hotel itu benar-benar sepi. Wartawan melaporkan, dari 200 kursi yang tersedia hanya 30 kursi yang terisi. Acara yang digagas DPW PDIP itu sudah molor 6 jam dari jadwal semula, tetap aja tak ada yang datang. Pada kemane aje?
Sebenernya mereka gak perlu kaget. Namanya juga relawan. Yang rela hadir. Yang gak rela, gak perlu hadir. Mereka juga gak perlu kecil hati. Mereka kan bukan Jokowi dan juga bukan Ma’ruf.
Beberapa deklarasi yang dihadiri Jokowi aja banyak yang sepi. Apalagi cuma dibuat oleh relawan. Gak perlu baper. Di Aceh saja Jokowi terpaksa batal hadir, karena relawan yang datang sedikit. Di Pekanbaru bangku tersedia banyak yang kosong. Saat itu Jokowi mendapat gelar dari Lembaga Adat Melayu.
Sewaktu mau meresmikan sebuah kegiatan di Balai Kartini, Jakarta Paspampres terpaksa menyingkirkan kursi-kursi karena pengunjung yang datang sepi. Semua panitia, bahkan penjaga stand diminta duduk, ruangan juga tetap kosong.
Fenomena apa ya ini kira-kira. Mau ngomong terus terang, kok rasanya gak enak. Nanti dikira menghina presiden. Jokowi kelihatannya menghadapi ancaman musuh yang tidak terlihat. Musuh itu bernama bangku kosong.
Jokowi agak terhibur ketika hari ini (Sabtu, 22 Des) berkunjung ke Makassar. Gedung tempat pertemuan lumayan penuh. Tapi ternyata mereka datang untuk berebut nasi kotak.
Ihwal ramenya kunjungan Jokowi ke Makassar ini ternyata ada cerita di balik layarnya. Jusuf Kalla terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan muka Jokowi. JK menyebar undangan yang cukup banyak dan mengerahkan jaringan melakukan mobilisasi massa. Sangat jarang JK buat acara harus susah payah menyebar undangan. Biasanya cukup woro-woro, warga akan datang.
Jokowi senang, karena massa berjubel. Tapi dia pasti bakal mengerutkan kening andai saja tahu jumlah massa yang datang, jumlahnya tidak lebih banyak dibanding ketika Rocky Gerung datang ke Makassar beberapa hari sebelumnya.
Rocky boleh berbangga dalam jumlah massa, dia sudah 11-12 dengan Jokowi.
Untung ada JK, kalau tidak Paspampres harus bekerja keras menyingkirkan bangku kosong. Kali ini bangkunya cukup banyak. Capek juga.
Ngomong-ngomong sebenarnya tugas Paspampres ini apa ya? Mengamankan Presiden, atau mengamankan Jokowi dari ancaman bangku kosong. [rmol]