GELORA.CO - KLAIM Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang menyebutkan telah menghubungkan setiap wilayah Papua lewat jalan lintas provinsi dan jalan tol dibantah putra asli Papua, Natalius Pigai.
Anggota Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) itu menyebut pembangunan jalan yang dilakukan Jokowi hanya satu dari 11 Ruas Jalan yang dibangun Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selama sepuluh tahun belakangan.
Natalius pun memaparkan kinerja para presiden jauh sebelum Jokowi, antara lain Presiden Republik Indonesia ke empat, Abdurrahman WAhid atau Gus Dur yang mengukuhkan Irian jaya menjadi Papua.
Sedangkan Era kepemimpinan presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri menegaskan integrasi bangsa dengan menumpas pemberontakan.
"Kalau Zaman Gusdur, itu perubahan simbolik dari Irian Jaya ke Papua, baru sebatas simbolik. Zaman Megawati itu prestasinya adalah memang memantapkan integrasi dengan menerkam atau menangkap atau membunuh setiap orang yang menentang (Negara kesatuan Republik Indonesia), salah satu korbannya Theys Eluai," ungkapnya.
Sementara, kontribusi Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) katanya sangat terlihat.
SBY katanya merancang desain sekaligus merealisasikan jalan lintas Papua, yakni sebenyak 11 jalan prioritas dan empat jalan strategis yang menghubungkan setiap kota dari
"Zaman SBY itu substantif, karena beliau membuat Instruksi Presiden tentang grand desain pembangunan infrastruktur Papua, yaitu 11 ruas jalan prioritas dan empat ruas jalan strategis yang sekarang ada ini. Jadi Jokowi hanya bangun jalan 231 kilometer dari Wamena sampai Nduga," tegas Natalius.
"Itu satu-satunya yang dibangun Jokowi. Kalau saya bohong silahkan saya diapa-apain juga nggak apa-apalah saya siap menghadapi secara fair ya. Bahwa baru satu-satu ruas jalur, kalau SBY itu sudah 11 ruas jalan plus (tambah) empat ruas jalan strategis," tambahnya.
Pencitraan Media
Minimnya pembangunan di wilayah Papua secara langsung menunjukkan rendahnya keberpihakan pemerintahan Jokowi terhadap rakyat Papua. Karena diketahui jika infrastruktur jalan merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi.
"Kalau kita lihat zaman Jokowi itu lebih kepada pencitraan media. Bayangkan satu media mainstream nasional aja, jalan (kawasan) freeport itu dijadikan foto utama, kemudian seakan-akan itu dibangun oleh pemerintahan sekarang. Bahkan sampai ada jalan tol dari Sorong sampai Merauke, bahkan ada yang nulis begini media-media, salah satu media besar, 'dari Jayapura sampai Merauke itu jalannya sudah tembus'. Itu saya belum pernah lihat," jelasnya. [trb]