GELORA.CO - . Elektabilitas pasangan capres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin cenderung stagnan bahkan menurun akibat banyak terhanyut oleh isu-isu yang dihembuskan.
Hal itu disampaikan Direktur Para Syndicate Ari Nurcahyo dalam konferensi pers di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (14/12).
"Nampak tim sukses bahkan Jokowi hanyut terhadap genderang perang yang ditabuh lawan," katanya.
Akibatnya, strategi pemenangan Jokowi-Ma'ruf cenderung monoton sebagai pasangan petahana. Dan terbentuk sebagai status quo.
Menurut Ari, dalam pertempuran di media sosial, retorika kampanye yang dimainkan cenderung reaktif bahkan responsif.
"Ucapan Jokowi seperti genderuwo, sontoloyo sebenarnya agak keluar jalur dari narasi yang seharusnya dibangun. Ini lebih ikut gaya genderang lawan," ujarnya.
Isu lain yang terus muncul seperti Jokowi keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI), anti Islam, dan pro asing membuat kubu petahana terlena. Sehingga narasi yang keluar belum mencerminkan gagasan-gagasan luhur dalam membangun Indonesia.
"Pak Jokowi sebagai incumbent belum melakukan lompatan narasi besar soal memimpin Indonesia maju. Kalau di 2014 ada Nawacita, kemudian slogan kampanye program, dulu ada revolusi mental, sekarang apa," jelas Ari. [rmol]