GELORA.CO - Pembawa acara pada Reuni Akbar 212, Haikal Hassan mengungkapkan calon presiden (capres) 02, Prabowo Subianto sebelumnya tidak dimasukkan dalan susunan acara untuk berpidato di panggung.
Hal itu diungkapkan Haikal Hassan saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam, Selasa (4/12/2018).
Ia menolak bahwa Reuni Akbar 212 bermuatan politis karena ia telah berpesan pada yang akan mengisi pidato untuk tidak menyinggung soal unsur politis.
"Waktu itu TvOne juga mewawancarai saya, saya bilang tidak ada (muatan politik), karena saya sebagai MC yang memegang kendali selalu mengingatkan kepada yang tampil untuk tidak berbicara politik, dalam arti politik praktis, kampanye," ujarnya.
Namun, saat berlangsungnya acara, Haikal mengatakan para peserta Reuni Akbar 212 meminta Prabowo untuk berpidato.
"Kenyataan di lapangan justru harapan itu daripada peserta, seperti Pak Prabowo yang hadir itu tidak ada jadwal untuk berbicara, tapi masyarakat itu di bawah itu 'Prabowo, Prabowo, Prabowo', saya sebagai MC ini gimana, saya samperin Pak Prabowo," ujar Haikal menirukan peserta.
"Pak ini masyarakat meminta bapak memberikan sambutan, 'oh jangan-jangan saya tidak', udah saya maju lagi, 'Prabowo Prabowo' kan bisa disaksikan tu, Pak ini teman-teman, 'udah jangan-jangan', oh yaudah kalau enggak mau yaudah," tambahnya menirukan jawaban Prabowo yang berkali-kali enggan memberikan pidato.
"Berarti ada penolakan?," tegas pembawa acara.
Haikal mengatakan Prabowo bukan menolak untuk berbicara namun, dirinya tak ada agenda untuk berbicara.
"Pak Prabowo bukan menolak dia bilang saya enggak boleh kampanye di sini, dan saya hadir sebagai tamu, saya tidak ada jadwal untuk berbicara juga, tapi akhirnya karena desakan masyarakat bicaralah, nah di situlah salah satu presiden menjadi aroma menjadi kental politiknya," jawab Haikal.
Haikal menganggap semua itu terjadi spontan di lapangan dan tidak ada dalam susunan acara.
Lihat videonya:
Sementara itu dilansir dari Kompas.com, berikut ini adalah pidato lengkap Prabowo dalam reuni akbar 212 :
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sebagai insan yang bertakwa, insan yang beragama, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur pada Allah SWT.
Kita masih diberi kesehatan, masih diberi nafas untuk berkumpul di tempat yang mulia ini dalam keadaan sehat walafiat, dalam keadaan penuh persaudaraan, penuh persatuan, penuh ketertiban.
Saudara-saudara sekalian, sholawat dan salam kita tujukan kepada junjungan kita baginda nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi kepada kita agama dan peradaban.
Saya tidak akan panjang panjang bicara karena sebagaimana kalian ketahui, saya sekarang telah mendapat tugas sebagai calon presiden Republik Indonesia dan karena itu saya harus patuh dan mengikuti semua ketentuan, saya tidak boleh bicara politik dalam kesempatan ini. Saya tidak boleh kampanye.
Jadi saya hanya ingin mengucapkan terima kasih bahwa saya diundang hari ini oleh panitia.
Ini kehormatan bagi saya, ini kebanggan bagi saya.
Saya bangga melihat jutaan rakyat Indonesia, jutaan umat Islam, jutaan tapi damai, tertib.
Tadi saya datang dari Kebayoran, saya lihat warga warga jalan dengan tertib, menggendong anaknya.
Tertib, damai, luar biasa, saya bangga sekali hari ini.
Saya bangga sebagai anak Indonesia dan saya bangga sebagai muslim di Indonesia.
Muslim kita adalah yang damai.
Hari ini kita dihadiri oleh kawan-kawan dari agama lain, dari suku lain, dari ras macam-macam.
Kita bangga umat islam di Indonesia adalah islam yang mempersatukan dan bersatu dan akan menjaga perdamaian dan kedamaian semuanya.
Saya kira demikian yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih, saya bangga melihat kalian, luar biasa, luar biasa.
Terima kasih saya diundang hari ini. Terima kasih panitia.
Takbiir! Takbiir! Takbiir! Merdeka! Merdeka! Merdeka!.
Terima kasih.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
[tribun]