GELORA.CO - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Guntur Romli, membandingkan jumlah peserta yang hadir dalam akasi Reuni 212 di Monas hari ini, Minggu (2/12/2018) dengan penari poco-poco yang dihadiri Presiden Jokowi pada 5 Agustus 2018 lalu.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga Caleg ini mengatakan, jumlah peserta reuni 212 kalah banyak dibandingkan penari poco-poco yang diganjar rekor dunia.
"Tari Poco-Poco yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan jajaran pemerintah pada tanggal 5 Agustus 2018 pesertanya mengalir dari Silang Monas, Jalan Thamrin, Bunderan HI hingga jalan Sudirman, masuk rekor dunia. Ini Reuni 212 cuma di Monas saja," kata Guntur Romli dalam rilisnya, Minggu (21/2/2018).
Menurut aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) itu, akan ada "mark up" jumlah peserta reuni 212 seperti sebelumnya. Dalam arti mengklaim jumlahnya sangat banyak daripada kenyataan.
"Pasti akan ada 'mark up' jumlah peserta Reuni 212, seperti Aksi 212 tahun 2016 yang diklaim 7 jutaan. Padahal kalau dibandingkan peserta aksi 212 tahun 2016 hingga Reuni 212 tahun 2018 dengan Tari Poco-Poco yang memecahkan rekor dunia pesertanya 'hanya' 65 ribu orang, itu Monas, Thamrin, Bunderan HI hingga Sudirman sudah tertutupi para penari. Loh ini yang cuma bikin acara 212 di Monas kok klaimnya jutaan. Mark upnya keterlaluan dan kebanyakan," beber Guntur Romli.
"Masuk rekor dunia (Guinness World Record) itu kan susah, harus ada bukti-bukti baik dari daftar hadir, pengamatan lapangan, yang menghitung juga dari pihak mereka, bukan klaim panitia dan enggak sembarangan seperti klaim Panitia 212 yang tiba-tiba bilang, yang hadir jutaan, padahal cuma di Monas saja," imbuhnya lagi.
Tak hanya soal peserta, Guntur Romli juga menyoroti aksi politik dalam Reuni 212. Dia menyebut reuni 212 sarat kepentingan politik dengan hadirnya tokoh-tokoh politik pendukung Prabowo Subianto.
"Buktinya, pertama, yang hadir elite-elite parpol pendukung Prabowo Sandiaga Uno, minus Demokrat. Kedua, Prabowo orasi dalam acara itu dan menyampaikan dirinya adalah calon presiden 2019. Ketiga adanya teriakan-teriakan Prabowo Presiden dalam acara itu," tambah caleg DPR RI dari PSI untuk Jatim III (Situbondo Bondowoso Banyuwangi).
Untuk itu, Guntur Romli berharap Bawaslu mengambil penindakan tanpa menunggu laporan.
"Bawaslu harus menindak, enggak usah nunggu laporan, ini pelanggaran yang sudah nyata, acara ini juga disiarkan secara langsung di beberapa televisi juga," tegas dia. [tsc]