GELORA.CO - Gerindra menjelaskan pidato Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia bisa punah jika dia kalah di Pilpres 2019. Menurut Gerindra, mereka yang mengkritik pidato Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak mendengarkannya secara utuh.
"Orang itu kan mendengar pidato Pak Prabowo sepotong-potong sih ya. Tidak komplit sehingga mereka menyalahartikan. Padahal Pak Prabowo dalam pidatonya lengkap menjelaskan maksudnya bahwa Indonesia bisa punah kalau salah mengelola ekonomi bangsa," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade kepada wartawan, Selasa (18/12/2018).
Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga itu mencontohkan soal pengelolaan ekonomi RI yang dinilai tidak tertata. Dia kemudian menyinggung pidato Prabowo yang mengatakan tiap bayi lahir menanggung utang Rp 9 juta.
"Mengelola ekonomi bangsa itu contoh seperti utang kita, bahkan bayi baru lahir sudah ada beban utang 9 juta. Kemudian pendapatan per kapita kita itu 4000 Folar AS per tahun," jelasnya.
"Nah kalau dihitung beban utang kita sebenarnya pendapatan per kapita kita hanya 2000 Dolar AS per tahun. Itu sama kayak Afganistan atau negara Afrika lain. Nah kalau kita tidak serius membenahi, ini yang bikin negara kita terus tertinggal," imbuh Andre.
Andre juga menjelaskan, pernyataan eks Danjen Kopassus itu bertujuan memotivasi para kader Gerindra untuk berjuang memenangkannya di Pilpres 2019. "Kalau Pak Prabowo bersama Bang Sandi dibilang harus menang ya wajar. Kan dalam rangka memotivasi para kader dan relawan," kata Andre.
Pernyataan Indonesia bakal punah itu disampaikan Prabowo dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra, Senin (17/12). Prabowo mengatakan jika keinginan rakyat untuk memiliki pemimpin baru tak terwujud, Indonesia bisa punah.
Karena itu, Prabowo menegaskan bahwa ia dan Sandiaga Uno tidak boleh kalah di Pilpres 2019. Sebab, menurutnya, elite yang berkuasa di Indonesia selalu gagal menjalankan amanah rakyat dan membuat negara bisa punah.[dtk]