GELORA.CO - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah turut memberikan komentar soal lima pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) yang kirim surat terbuka desak Muhammad Amien Rais mundur.
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Rabu (26/12/2018).
Awalnya, Fahri Hamzah mentautkan pemberitaan yang menyebutkan, desakan 5 pendiri PAN ke Amien Rais dinilai upaya yang memecah kesolidan PAN.
Lantas, Fahri Hamzah menuliskan soal siapa yang menyerang Amien Rais dengan tagar #SiapaSerangMAR.
Saat memberi penjelasan, Fahri Hamzah juga menghubungkan dengan presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie dan Prabowo Subianto.
Berikut penjelasan lengkap Fahri Hamzah:
"Untuk kepentingan sejarah saya akan bongkar kelompok #SiapaSerangMAR ini. Sebab jarang yang tahu. Siapa mereka dan apa agenda mereka. Nanti saya akan hubungkan dengan gagalnya Habibie terpilih kembali dan juga @prabowo disingkirkan. Mereka satu aliran.
Dalam usia muda saya mengenal @ProfAmienRais yang tidak ada duanya. Pada waktu itu beliau adalah mercusuar intelektual Indonesia karena beliau yg paling berani. Beliau meminta pak Harto mengundurkan diri pada saat yg kain diam tidak berani.
Dalam tampilan yang sederhana, @ProfAmienRais bersikap tentang perlunya suksesi. Pak Harto sudah terlalu lama. Inilah yang memicu reformasi 1998. Dalam arus itu, pak Amien, Habibie dan @prabowo adalah kelompok reformis. Mereka, di tempat berbeda sadar dengan suara zaman.
Singkat cerita, Setelah pak Harto jatuh, dan @ProfAmienRais menjadi mercusuar di kalangan intelektual dan mahasiswa, orang2 bertanya apa selanjutnya? Beliau ditarik di antara dua keinginan. BJH ingin beliau gabung dengan pemerintah tapi sebagian ingin beliau di luar.
Saya termasuk yg ditanya, saya tahu karena saya mendengar dari almarhum Adi Sasono bahwa BJH ingin sekali pak @ProfAmienRais memimpin DPA (Dewan Pertimbangan Agung) yg masih ada waktu itu. Ini juga mempersiapkan beliau menjadi pemimpin berikutnya pasca Orde Baru.
Setelah diskusi panjang, @ProfAmienRais memutuskan untuk menjawab pak Habibie, “Pak Habibie, biarkan saya berada di luar sebagai tandingan pemerintah. Mari kita bertinju agar pemerintah ini sehat dan menjalani transisi secara baik”. Itu yg saya tangkap.
Saya tahu akibat keputusan pak @ProfAmienRais ke dalam pemerintahan BJH. Sebagian beranggapan, ini adalah adu domba. Seperti akhirnya pak @prabowo pun tersingkir dari samping Habibie. Bayangkan kalau mereka bersatu. Tapi itulah sejarah.
Di sela @ProfAmienRais saya mengerti kelompok2 yang memang todak punya modal sebesar beliau. Tapi mereka punya jaringan. Mereka ini anti Habibie tetapi mereka memerlukan pak Amien untuk melawan Habibie. Mereka yang berbahagia karena pak Amien tidak mau gabung.
Maksud pak @ProfAmienRais adalah menjaga Demokrasi. Dan itu yang beliau lakukan sehingga mengawal konstitusi dalam 4 kali amandemen sebagai ketua @mprgoid . Tapi, mereka punya maksud lain, “Jangan sampai orang pintar yang tak bIsa dipengaruhi memimpin negeri ini”.
Itulah agenda laten kelompok ini. Setelah berhasil menggagalkan konsolidasi kelompok yang punya akar, mereka putar haluan. Saya ingat, mereka gembira dengan periode pertama pak @SBYudhoyono karena cukup akomodatif. Tapi, begitu beliau mulai keras, serangan datang.
Sekarang, musuh mereka bergabung. Tokoh seperti @SBYudhoyono , @ProfAmienRais dan @prabowo adalah mewakili kelompok yg tidak saja mengerti persoalan tetapi mengakar. Ini yang mereka takutkan. Karena mereka bisa kehilangan kendali kebijakan.
Kelompok ini gandrung mendukung orang lemah. Motifnya adalah mempengaruhi kebijakan dan mengambil bagian dalam kekuasaan. Banyak mau tanpa keringat itulah cara mereka. Manuver dan politik elit itu jalan mereka.
Mereka benci partai politik maka mereka tidak suka dengan kader parpol. Mereka selalu ingin mendukung apa yang mereka sebut “kabinet profesional” yang mereka artikan kabinet tanpa kader partai. Sebab umumnya mereka gak punya partai.
Kalau mereka pernah berpartai, umumnya mereka ambil posisi di luar. Kalau ada manfaat mereka ngaku partai kalau gak ada manfaat mereka berada di luar. Mereka senang mengadu domba dan memanfaatkan orang bodoh dalam partai.
Tipe orang yang mereka serang dalam partai Islam itu tipe orang2 yang disebut oleh mantan PM dan Ketua Umum Masyumi pak Natsir, “Islam beribadah, akan dibiarkan, Islam berekonomi, akan diawasi, Islam berpolitik, akan dicabut seakar-akarnya”.
Mereka senang dengan orang Islam yang planga-plongo, apalagi kalau cacat moral dan banyak kasus, mereka biarkan. Tapi kalau orang bersih mereka benci betul. Setelah gagal hancurkan reputasinya mereka cari segenap cara untuk menyingkirkannya.
Apapun, @ProfAmienRais hari ini masih menjadi jangkar kekuatan politik Islam yang moderen dan rasional. Mereka gak suka. Ini yang menggetarkan. Kita doakan pak Amin diberi kekuatan oleh Allah Tuhan YME agar terus bekerja.
Beliau @ProfAmienRais adalah sisa kekuatan reformis yang bertahan. Mereka yang mendesain sistem reformis ini dari awal dan mereka yang akan menjaga dari segala pengkhianatan.
Hari ini, ketika modal sudah terlalu dominan dalam politik. Dan 1% orang paling kaya menguasai hampir 50% kekayaan negara, kita berharap kepada apa? @prabowo dkk hanya ingin mengoreksi itu semua kenapa kalian marah?
Semoga para penyerang @ProfAmienRais membangunkan kita semua, tentang pertaruhan berbahaya. Betul kata @prabowo apakah kita akan tetap punya masa depan? Semoga Tuhan melindungi bangsa Indonesia. Aamiin," tulis Fahri Hamzah.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, sejumlah pendiri PAN melayangkan surat terbuka kepada Amien Rais.
Mereka adalah Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad,Toeti Heraty, dan Zumrotin.
Mereka juga rencananya akan menggelar konferensi pers namun batal di lakukan.
Isi surat terbuka tertanggal 26 Desember 2018 itu menilai bahwa Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sering melakukan manuver yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip partai.
Untuk itu, mereka meminta Amien untuk mundur atau tidak aktif lagi di pengurusan PAN.
Adapun surat Terbuka tersebut isinya:
"Saudara Amien Rais yang kami hormati,
Setelah memerhatikan perkembangan kehidupan politik di negeri kita Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini,
khususnya kiprah Saudara sendirian ataupun bersama Partai Amanat Nasional (PAN),
kami sebagai bagian dari penggagas dan pendiri PAN merasa bertanggung jawab dan berkewajiban membuat pernyataan bersama dibawah ini demi mengingatkan akan komitmen bersama kita pada saat awal pendirian partai sebagai berikut :
1. PAN adalah partai reformasi yang menjunjung tiggi kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi setelah 32 tahun dibawah kekuasaan absolut orde baru yang korup dan otoriter.
2. PAN adalah partai yang berazaskan Pancasila dengan landasan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama.
3. PAN adalah sebuah partai modern yang bersih dari noda-noda orde baru dan bertujuan menciptakan kemajuan bagi bangsa.
4. PAN adalah partai terbuka dan inklusif yang memelihara kemajemukan bangsa dan tidak memosisikan diri sebagai wakil golongan tertentu.
5. PAN adalah partai yang percaya dan mendukung bahwa setiap warga negara berstatus kedudukan yang sama di depan hukum dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, tidak mengenal pengertian mayoritas atau minoritas.
Dengan menggunakan kacamata prinsip-prinsip PAN tersebut diatas, kami mendapatkan kesan kuat bahwa Saudara Amien Rais (AR) sejak mengundurkan diri sebagai ketua umum PAN sampai sekarang, baik secara pribadi maupun mengatasnamakan PAN, seringkali melakukan kiprah dan manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip itu.
- Saudara makin lama makin cenderung ekslusif, tidak menumbuhkan kerukunan bangsa dalam berbagai pernyataan dan sikap politik saudara.
- Saudara sebagai tokoh reformasi yang ikut berperan dalam mengakhiri kekuasaan orde baru, telah bersimpati, mendukung, dan bergabung dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan orde baru ke kancah politik Indonesia
- Saudara telah menjadikan agama sebagai alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan.
- Saudara sebagai ilmuwan ilmu politik telah gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut mengeruhkan suasana dalam negeri dalam menyebarkan berita yang jauh dari kebenaran tentang kebangkitan PKI di negeri kita.
- Saudara sebagai orang yang berada diluar struktur utama PAN terkesan berat menyerahkan kepemimpinan PAN kepada generasi berikutnya dengan terus menerus melakukan manuver politik yang destruktif bagi masa depan partai.
Atas dasar pertimbangan semua itu, kami sebagai bagian dari pendiri PAN yang bersama saudara saat itu meyakini prinsip-prinsip yang akan kita perjuangkan bersama, menyampaikan surat terbuka ini sebagai pengingat dari sesama kawan.
Untuk itu barangkali sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus,
dan menempatkan diri Saudara sebagai penjaga moral dan keadaban bangsa serta memberikan arah jangka panjang bagi kesejahteraan dan kemajuan negeri kita.
Salam hormat dari kami semua,
Abdillah Toha
Albert Hasibuan
Goenawan Mohammad
Toeti Heraty
Zumrotin
Jakarta, 26 Desember 2018."
[tribun]