GELORA.CO - Direktur Eksekutif lembaga survei Median, Rico Marbun mengatakan, salah satu pesan dari reuni 212 yang digelar Minggu, 2 Desember 2018 mengisyaratkan bahwa efek atau daya tarik KH Ma'ruf Amin memudar. Hal ini menurutnya terjadi karena Ma'ruf sebagai calon Wakil Presiden justru diharapkan bisa meredam gerakan 212 namun nyatanya kata Rico, tidak demikian.
"Saya pikir 212 kemarin itu ada satu pesan politik yang kelihatannya sangat clear yaitu efek KH Ma'ruf sudah pudar. Jadi 212 yang membludak menandakan efek yang cukup didengar ketika pencalonannya sebagai Cawapres hilang," kata Rico saat dihubungi VIVA, Kamis 6 Desember 2018.
Rico pun menilai, pada waktu berikutnya, pemimpin umat seperti Ma'ruf akan kehilangan pengikutnya.
"Saya khawatir pemimpin umat seperti kehilangan pengikutnya. Kata-kata mereka tidak didengar saat mereka bergabung ke kubu pak Jokowi," ungkapnya.
Rico mencontohkan, ketika Tuan Guru Bajang (TGB) merapat ke Jokowi, elektabilitasnya turun. Pun banyak di-bully. Hal itu juga terjadi ketika Yusril Ihza Mahendra bergabung ke Jokowi.
"Saya pikir tadinya akan berbeda, ini kan mirip kejadian waktu TGB mendukung Jokowi. Bukan hanya di-bully netizen, setelah kami tanya ke publik, pada saat itu elektabilitas TGB sebelum dan sesaat sesudah mendukung Jokowi berubah, beda jauh dan turun drastis. Begitu juga dengan Yusril Ihza Mahendra," katanya. [vva]