GELORA.CO - Selama ini ia percaya bahwa Islam itu damai dan toleran. Namun pihak tertentu memprogandakan bahwa Islam itu radikal dan intoleran, terutama ditujukan kepada alumni 212. Maka ia pun ingin membuktikannya langsung dengan hadir tanpa menyamar, tanpa topi tauhid.
Apa yang didapatinya? Keyakinannya selama ini terbukti. Sebagaimana ia berkawan dengan muslim merasakan damai dan toleransi, di Reuni 212 ia juga mendapati hal yang sama. Peserta Reuni 212 tersenyum dan menyapanya.
“Saya non muslim, hadir di acara 212 kemarin, ingin membuktikan kepercayaan saya bahwa Islam itu damai dan toleran, saya tidak menyamar pake peci/topi tauhid, tapi mereka senyum dan menyapa saya,” kata @davidfong_, Senin (3/12/2018).
Ia pun menantang para penyebar propaganda.
“Islam yang mana yang kalian sebut radikal dan intoleran itu?” tandasnya.
Saya non muslim, hadir di acara 212 kemarin, ingin membuktikan kepercayaan saya bahwa Islam itu damai dan toleran, sya tdk menyamar pake peci/topi tauhid, tpi mereka senyum dan menyapa saya.Islam yg mana yg kalian sebut radikal dan intoleran itu? pic.twitter.com/q2asJU5vWz
— IG david.fong_ (@davidfong_) 3 Desember 2018
Lebih jauh ia menegaskan, dirinya hadir di Reuni 212 tidak sembunyi-sembunyi, tidak menyamar, tidak dibayar. Ia tidak dihina, tidak dikucilkan dan tidak dianiaya. [tby]