GELORA.CO - Cuitan Duta Besar Arab Saudi, Osamah Muhammad Al Shuaibi menuai protes keras dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Osamah dalam cuitannya di Twitter pada Minggu (2/12) kemarin terkait Reuni Aksi 212 dianggap PBNU telah melanggar keras hubungan dipolomatik antara Indonesia dan Arab Saudi.
Dalam cuitannya berbahasa Arab, Osamah melalui akunnya @Os_alshuibi menulis imbauan kepada warga negaranya untuk tidak mendekati lokasi Reuni Aksi 212 di Monas. Dia menyebut acara tersebut sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid.
Cuitan ini yang dipermasalahkan PBNU, sebab dalam tangkapan layar atau capture yang dilampirkan dalam keterangan pers Gerakan Pemuda Ansor, Osamah menulis ‘pembakaran bendera tauhid oleh kelompok sesat.’
Berikut cuitan Osamah lengkap versi GP Ansor yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Terjemahan versi PBNU |
"Berkumpulnya jutaan manusia dalam rangka persatuan Islam
Sebagai reaksi atas pembakaran bendera atau panji tauhid dari kelompok yang sesat sebulan lalu
Dihadiri oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan, calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon
Untuk tidak mendekati keramaian dan kemacetan yang berada di wilayah Monas tersebut."
Namun cuitan yang disalin GP Ansor itu memiliki perbedaan dengan cuitan Osamah saat ditelusuri pada akunnya @Os_alshuibi.
Perbedaan itu terdapat pada sisi kalimat yang dipersoalkan GP Ansor. Dalam cuitannya, Osamah tidak menulis ‘sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid’.
Berikut cuitan Osamah yang sudah diterjemahkan
Kicauan asli Duta Besar Arab Saudi |
"Berkumpulnya jutaan manusia dalam rangka persatuan Islam
Rakyat berkerja sama dalam rangka menjaga keamanan nasional
Dihadiri oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan, calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon
Diimbau kepada warga negara Saudi untuk tidak mendekati keramaian dan kemacetan yang berada di wilayah Monas tersebut."
Nah, jadi kesalahan penerjemahan ini menurut pembaca, dampaknya bagaimana? [swr]