GELORA.CO - Defisit transaksi berjalan mencapai yang terburuk di era Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sebagaimana diumumkan Bank Indonesia, Current Account Deficit (CAD) pada Kuartal III mencapai 8,8 miliar dolar AS atau 3,37 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Ekonom senior DR. Rizal Ramli sudah menduga hal tersebut. Dia sudah sering mengingatkan tentang fundamental ekonomi Indonesia yang tidak kuat, sejak dua tahun yang lalu.
“Itu terjadi karena sejak dua tahun yang lalu tidak ada terobosan di sektor riil,” terang Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
Andai saja tim ekonomi Jokowi bertindak cepat dalam menanggapi berbagai kritiknya, maka kondisi ini tidak akan terjadi. Tim ekonomi, sambung Rizal, hanya sibuk mengotak-atik Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saja tanpa ada terobosan.
“Risiko makro ekonomi terus meningkat dua tahun terakhir! Pejabat-pejabat hanya nyanyi ramai-ramai, ‘Fundamenal Ekonomi Kuat’. Apanya yang kuat?” sindir mantan Menko Kemaritiman itu.
Ke depan, dia berharap tim ekonomi lebih bijak dalam menanggapi setiap kritik yang bertujuan untuk perbaikan bangsa. Tim Jokowi, sambungnya, jangan hanya sibuk membantah, tapi tidak diikuti aksi nyata.
“Jangan cuman ngeyelnya yang kuat,” tegas Rizal Ramli. [rmol]