GELORA.CO - Lembaga kajian PARA Syndicate merilis hasil analisisnya terhadap tren elektabilitas kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019. Hasil analisis tersebut diambil dari 12 lembaga survei.
Dari analisis Para Syndicate menghasilkan bahwa tren elektabilitas pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga, terus meningkat. Sementara, pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma’ruf, semakin menurun.
Tren elektabilitas semakin naik, bagaimana tanggapan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga?
1. Elektabilitas naik, Dahnil katakan karena kampanye ‘ceria’ kubu Prabowo
Koordinator Juru Bicara pasangan Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa hasil elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang kian meningkat, karena kampanye ‘ceria’ yang selalu mereka berikan.
Dahnil menilai, pasangan calon Prabowo-Sandiaga yang terus fokus mendengarkan aspirasi masyarakat, khususnya ’emak-emak’, mulai dari kota hingga desa.
“Kami fokus pada kampanye yang menggembirakan. Mendengar suara arus bawah mulai emak-emak di pasar, di kota dan desa. Mendekati anak muda dan kelompok agama. Suara-suara harapan itu yang kami jawab dalam bentuk program,” kata Dahnil saat dihubungi IDN Times, Senin (16/12).
2. Kerja sama tim antara Prabowo-Sandiaga disebut saling melengkapi
Banyak yang menilai bahwa tren elektabilitas kubu Prabowo semakin meningkat, berkat Sandiaga yang giat melakukan safari politik. Dahnil pun menjelaskan, bahwa kerja sama tim antara Prabowo-Sandiaga memang saling melengkapi satu sama lain.
“Berbagi tugas kampanye sesuai dengan segmentasinya. Bang Sandi banyak berkomunikasi dengan emak-emak dan anak muda, Pak Prabowo komunikasi dan mendekati tokoh-tokoh agama, petani dan komunitas-komunitas profesi, ditambah lagi dengan bantuan ribuan purnawirawan TNI yang bekerja dibanyak daerah,” jelasnya.
3. Survei internal BPN sebut elektabilitas Prabowo-Sandi terus meningkat
Kemudian, Dahnil menyebut, survei di internal BPN menunjukkan hasil yang sangat progresif. Menurutnya, dari survei internal mereka, pasangan Jokowi-Ma’ruf mengalami penurunan, sementara pasangan Prabowo-Sandi mengalami peningkatan.
“Saya kira sudah muncul kesadaran kolektif masyarakat bahwa bila pola pemerintah seperti saat ini dipertahankan, maka Indonesia akan mengalami beban masa depan yang terlalu berat,” ujar dia.
4. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf menurun karena tim pemenangan yang mulai reaktif
Sebelumnya, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan bahwa penurunan elektabilitas pasangan calon Jokowi-Ma’ruf, diakibatkan tim pemenangan yang mulai reaktif terhadap isu-isu yang dilempar oleh lawannya. Catatan PARA Syndicate, tren elektabilitas Jokowi-Ma’ruf menurun selama periode Agustus hingga November 2018.
“Dinamika kampanye cenderung reaktif dan responsif, dan nampak sekali bahwa timses, bahkan Pak Jokowi sendiri sempat hanyut pada genderang yang dimainkan lawan,” kata Ari di kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/12).
5. Strategi menyerang kubu Prabowo-Sandiaga berhasil naikkan elektabilitas
Sementara, untuk pasangan calon Prabowo-Sandiaga sendiri, Ari menyampaikan bahwa tren elektabilitas mereka terus meningkat. Menurut Ari, strategi menyerang yang dilakukan oleh kubu Prabowo sandi berhasil menaikkan tren elektabilitas pasangan nomor urut 02 tersebut.
“Sebagai penantang dia cukup efektif menjalankan strategi menyerang petahana, bagaimana isu tempe, ekonomi, daya beli, dimainkan secara masif oleh pasangan Prabowo-Sandi,” terang Ari.
Dan genderang perang yang diberikan oleh Prabowo-Sandi, rupanya berhasil memancing kubu petahan untuk bereaksi, sehingga membuat tren elektabilitas pasangan nomor urut 01 itu dinilai alami penurunan. [SM]