GELORA.CO - Dentuman dirasakan warga di kawasan Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mengecek dari mana suara itu berasal.
"Kita mesti cek lagi," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly di Kantornya, Jl Angkasa I, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (25/12/2018).
Sadly mengatakan setiap getaran bumi biasanya terekam oleh BMKG. Sensor BMKG ada di mana-mana. Soal kemunculan dentuman, penyebabnya bisa sangat beragam. Erupsi gunung berapi adalah salah satu penyebabnya. Khusus soal dentuman di Jawa Barat dan Sumatera Selatan, itu belum bisa dipastikan.
"Kalau pergerakan lempeng kan kita tahu ya berapa Skala Richter, apakah ada potensi tsunami atau tidak, kalau dentuman kan kita sampai saat ini belum punya informasi terkait dengan dentuman tersebut," kata Sadly.
Sejauh ini, BMKG belum mendapatkan catatan seismik soal dentuman di kawasan Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Dia menduga getarannya terlampau kecil.
"Karena besarannya juga itu kan kecil ya, jadi tidak terdeteksi begitu kalau soal dentuman seperti itu," kata dia.
Sebelumnya, dentuman dilaporkan di kawasan Cianjur, Sukabumi, dan Garut di Jawa Barat. Warga Ogan Komering Ulu di Sumatera Selatan juga merasakan adanya dentuman.
Pihak Kapendam III Siliwangi Kolonel Arh Hasto Respatyo mengatakan dentuman di kawasan Jawa Barat berasal dari peluncuran ujicoba roket di Stasiun LAPAN di Pameungpeuk, Garut tanggal 23 sampai 27 Desember 2018. Namun LAPAN sendiri membantahnya, mereka mengatakan roketnya tak menghasilkan dentuman namun desis.[dtk]