GELORA.CO - Penduduk di pesisir pantai Banten dan Lampung Selatan dikejutkan oleh terjangan gelombang tsunami yang menyapu wilayah itu pada Sabtu 22 Desember 2018 malam. Gelombang air bah yang datang tanpa diawali guncangan gempa tektonik itu memporak-porandakan ratusan bangunan di Banten dan Lampung.
Bencana luapan air laut ganas dilaporkan merenggut ratusan nyawa dan menyebabkan ratusan lainnya terluka. Jumlah ini masih berpotensi bertambah mengingat belum semua lokasi terdampak sudah terdata.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Geologi, bencana tsunami di Selat Sunda menyebutkan bahwa tsunami dipicu oleh longsoran bawah laut dan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang meletus pada Sabtu sekira pukul 18.00 WIB.
Suara dentuman saat itu terdengar sangat keras hingga menyebabkan pos jaga di Pulau Panjang ikut bergetardan alat seismograf pun rusak. Tim Patroli Kepulauan Krakatau BKSDA Bengkulu Lampung yang melakukan pengamatan merekam detik-detik letusan dahsyat Gunung Anak Krakatau.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial YouTube, terlihat gunung api aktif tersebut menyemburkan material dan lelehan lava pijar secara terus menerus. Letusan juga melontarkan abu vulkanis berwarna hitam pekat setinggi lebih dari 1.500 m di atas puncak.
Tercatat alat seismogram merekam kekuatan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi ± 5 menit 21 detik saat erupi tersebut. Berikut rekaman video dahsyatnya erupsi Gunung Anak Krakatau yang diabadikan Tim Patroli Kepulauan Krakatau BKSDA Bengkulu Lampung: