GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan turunnya harga sawit lewat kelakar lebih baik petani sawit tanam jengkol dan petai.
Tindakan Jokowi itu praktis mendapat kritikan dari Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan. Dia membandingkan solusi ketika harga sawit turun di era Presiden SBY dengan saat ini.
"Ketika harga sawit turun, Presiden Jokowi minta petani sawit tanam jengkol dan petai. Saat era SBY, harga sawit turun, beliau rumuskan konsep three plus one. Lengkapnya ada di artikel di bawah ini," tulis Hinca dalam akun twitter pribadinya, Senin (17/12).
Dalam artikel tersebut, Presiden SBY mengajukan konsep three plus one sebagai solusi untuk menghadapi gejolak yang terjadi di industri kelapa sawit. Solusi ini ditujukan kepada masalah harga, hambatan perdagangan, lingkungan ditambah lagi sosial.
Selain itu, SBY menyarankan sinergi di antara berbagai pihak seperti pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, LSM, dan media. Kondisi perekonomian Indonesia dan dunia kembali mengalami gejolak terutama emerging market industri kelapa sawit akibat turunnya volume ekspor dan harga CPO dunia.
Hal ini perlu menjadi perhatian serius yang memerlukan sinergi kebersamaan antara pemerintah baik pusat dan daerah.
Pada 2006, Presiden SBY sempat menerima kunjungan tamu negara yang merupakan seorang pemimpin dari Uni Eropa.
Dalam pertemuan tersebut, kelapa sawit mendapatkan sorotan sebagai faktor merusak lingkungan. Terus terang, kata SBY, pernyataan ini membuat dirinya tidak gembira dan menyanggah perkataan tamu tersebut.
"Saya minta, dia tidak begitu saja menggeneralisasi dan memvonis kelapa sawit identik dengan kerusakan lingkungan," kata SBY dalam pidato pembukaan IPOC di Bandung. [rmol]