GELORA.CO - PDIP heran dengan sikap partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Partai Demokrat, yang menuduh keterlibatan partai penguasa dalam insiden perusakan bendera dan baliho Demokrat di Riau. Tudingan itu berasal dari pernyataan Wasekjen Demokrat Andi Arief.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyarankan agar Demokrat sebaiknya menempuh jalur hukum. "Lebih baik menempuh jalur hukum. Yang namanya pemimpin tidak perlu sedikit-sedikit menangis, ya," kata Hasto di Kisaran, Sumatera Utara, Minggu (16/12).
Hasto memastikan PDIP mengecam keras tindakan perusakan atribut partai lain. Sebab, menurut Hasto, tindakan itu telah mencederai nilai-nilai demokrasi yang selama ini diterapkan masyarakat.
Hasto lalu bercerita bahwa PDIP juga pernah mengalami hal serupa, namun, partainya saat itu tak menuduh partai lain. Pengalaman PDIP itu terjadi saat kantornya diserang pada 27 Juli 1996.
"Kami langsung menyampaikan ketika kantor partai diserang pun kami lebih memilih jalur hukum," tegas Hasto.
Sejauh ini, Polda Riau telah menetapkan Heryd Swanto (22), perusak bendera Partai Demokrat, sebagai tersangka. Polisi menjerat Heryd dengan Pasal 170 Jo 406 KUHP.
Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Ipda Budhia menyebut motif tersangka merusak bendera Demokrat karena disuruh seseorang berinisial BD. Hingga saat ini, polisi terus mendalami keterangan tersangka.
SBY sudah bereaksi menanggapi insiden ini. Dia lalu meminta para kadernya untuk mengalah dan menurunkan bendera dan baliho yang tersisa agar kejadian serupa tak terulang. Meski begitu, SBY mengaku telah mengantongi bukti baru terkait pihak mana yang mengarsiteki perobekan tersebut.
"Saya akan lanjutkan, bagi saya kebenaran dan keadilan harus terang di bumi Riau yang sama-sama kita cintai. Begini teman-teman, saya ini kan bukan capres, saya tidak berkompetisi dengan Bapak Jokowi," kata SBY.
"Kompetisi ini antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi. It is not my war, it is not my competition, bukan. Tapi mengapa justru saya dan Demokrat yang diserang dan dihancurkan seperti ini?" sesalnya seperti dikutip kumparan.
Menanggapi hal itu, Elite Demokrat dan sejumlah warganet lain mengunggah foto dan video Hasto sedang menangis.
Berikut beberapa komentar yang dihimpun portal-rakyat.com:
Jangan sedikit-sedikit nangis. https://t.co/YbtZw3uDzM pic.twitter.com/NcUYo4lg7H— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) 16 Desember 2018
Ikut Prihatin juga Pak Sekjen... pic.twitter.com/nrFwdK4W22— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@AkunTofa) 17 Desember 2018
— Orang Kampung (@OrangKampungs) 16 Desember 2018
— PASreddy (@Masreddy1) 16 Desember 2018