GELORA.CO - Maraknya warga negara asing (WNA) yang masuk ke Tanah Air menjadi ancaman. Tak terkecuali di ranah politik saat ini.
WNA tersebut, bermetamorfosa menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dengan memiliki kartu identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) palsu.
Keberadaan WNA tersebut layak diwaspadai. Pasalnya, bukan tidak mungkin dalam Pilpres dan Pileg mendatang akan menjadi momok di tempat pemungutan suara (TPS).
"Yang paling penting adalah mengawasi hasil pemilihan suara di setiap TPS. Secara simpel, kan banyak warga negara Tiongkok masuk ke Indonesia. Ada juga yang punya paspor Tiongkok tapi punya juga KTP Indonesia," kata pendiri relawan Kawan Padi, pendukung capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ryan, Selasa (20/11).
Seruan Ryan bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa waktu lalu ditemukan banyak KTP aspal yang digunakan WNA. Salah satunya Lin Chuan Hui (24), warga negara China.
Untuk memperoleh KTP aspal, dan kartu keluarga dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Barat serta akta kelahiran dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Pusat, Lin Chuan merogoh kocek Rp 8 juta ke oknum tertentu.
"Jadi kalau ada (orang berperawakan Tiongkok) yang mencurigakan datang ke TPS, coba tanya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kalau nggak bisa jawab, ya laporkan kalau mereka sebenarnya bukan orang Indonesia," imbau Ryan. [rmol]