GELORA.CO - Sebuah artikel di media sosial facebook berjudul "Banser Sedang Coba Mensuriahkan Indonesia" menjadi viral. Artikel itu sudah ratusan kali dibagikan netizen.
Penulis artikel Irkham Fahmi mengurai analisisnya dengan berbagai peristiwa yang terjadi. Berikut artikelnya:
BANSER SEDANG COBA MENSURIAHKAN INDONESIA
______
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Maling teriak maling. Itulah ibarat yang pantas bagi kelompok Banser saat ini. Menuduh golongan lain radikal, padahal merekalah yang radikal. Kekerasan fisik maupun verbal sudah terbiasa mereka lakukan. Dengan tanpa beban mereka berteriak-teriak akan membunuh orang-orang HTI, dan menyuruh aparat untuk menembak mati orang-orang yang mengibarkan bendera Tauhid.
Jangankan pengajian orang-orang HTI yang lantang memperjuangkan Khilafah, pengajian jama'ah MTA (majelis tafsir Al-Qur'an) dan kelompok "salafi" yang tidak memprioritaskan Khilafah pun mereka bubarkan dengan brondongan ancaman. Serasa yang layak berdakwah di Indonesia hanya mereka, yang lain tidak.
Bukan hanya itu, merekapun semangat sekali latihan perang ala militer, dengan alasan untuk memerangi kelompok Islam radikal semacam FPI dan HTI. Ketika banyak kalangan militer yang mengecamnya agar tidak berlebihan, mereka justru sesumbar, bahwa Banser akan menang jika duel satu lawan satu melawan TNI dengan tangan kosong.
Jelas sekali, apa yang dilakukan Banser saat ini benar-benar mengancam kondusifitas negara. Nasehat tidak pernah digubris olehnya. Kritikan pun tidak pernah diperdulikan oleh mereka. Ajakan diskusi yang elegan yang disampaikan oleh rekan-rekan HTI dibalas oleh mereka dengan ancaman pembunuhan.
Jutaan umat Islam yang melakukan 'aksi damai', mengecam pembakaran bendera Tauhid oleh beberapa orang Banser di Garut malah dibalasnya dengan ancaman perang. Bukannya para petinggi mereka meminta maaf atas kesalahan anak buahnya, justru mereka malah mengancam dengan mengerahkan pasukan.
Banser coba merusak tatanan budaya diskusi dan musyawarah yang selama ini mengakar di Indonesia. Mereka coba merubahnya dengan budaya kekerasan ala preman jalanan. Cacian dan umpatan seolah menjadi stigma bagi mereka. Anehnya, semua itu dilakukan seperti tidak ada perasaan bersalah sedikitpun. Mungkin itu adalah buah hasil dari doktrin mereka, Banser itu ahli surga, yang lain ahli neraka.
Membubarkan pengajian itu merupakan amal shaleh bagi mereka. Membunuh orang-orang yang mengibarkan bendera Tauhid itu merupakan amal kebajikan bagi mereka. Semua itu jaminannya adalah surga. Inilah doktrin berbahaya yang ada pada diri mereka. Mirip ISIS yang di Suriah. Dan Indonesia terancam menjadi Suriah di Asia Tenggara.
Orang-orang yang sepakat dengan ide Khilafah akan dibombardir rumahnya. Diusir, agar tidak lagi hidup di Indonesia. Siapa saja yang mengajak untuk diskusi baik-baik bakal digebukin oleh mereka. Sebab mereka sudah mempunyai prinsip, bahwa tidak boleh ada diskusi dengan orang-orang yang pro dengan Khilafah, tidak ada kompromi dengan siapa saja yang mengibarkan bendera Tauhid. Yang ada hanya satu kata, "Gebuk!". Begitulah sikap mereka.
Untungnya tidak ada balasan sedikitpun dari orang-orang HTI atas tindak kekerasan mereka. Bukan tanpa alasan mereka tidak mau membalasnya, mereka tidak mau membalas karena mereka masih menganggap Banser sebagai saudaranya. Mereka menyadari, bahwa tidak ada yang diuntungkan dari keduanya apabila pertikaian itu melanda. HTI akan hancur, FPI akan hancur, Banser akan hancur, Indonesia pun terancam akan hancur layaknya apa yang terjadi di Suriah sana.
Na'uudzubillaah
Allaahummarhamnaa Bil Ukhuwwah
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah