GELORA.CO - Ribuan warga Boyolali turun ke jalan memprotes isi pidato Prabowo Subianto yang menyinggung 'tampang Boyolali'. Timses Prabowo menyebut ada pengerahan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam aksi itu.
"Jelas pada hari ini pagi, kami menemukan beberapa bukti terjadinya mobilisasi massa yang melibatkan ASN," kata juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono, dalam jumpa pers di Solo, Minggu (4/11/2018).
Mereka juga menemukan bukti-bukti adanya upaya mendiskreditkan Prabowo. Hal itu ditemukan dalam tulisan di spanduk maupun kata-kata yang diucapkan orator.
Seperti diketahui, terdapat beberapa titik konsentrasi pelaksanaan aksi. Massa berkonvoi di jalanan dengan membentangkan spanduk-spanduk. Sementara di Balai Sidang Mahesa digunakan untuk tempat orasi.
"Kami mendapatkan bukti-bukti terjadinya penggunaan kata-kata yang sifatnya ujaran kebencian, baik yang disampaikan ataupun spanduk-spanduk yang ditempatkan pada siang acara tadi," ujarnya.
Ferry juga menyoroti tempat penyelenggaraan acara di Balai Sidang Mahesa. Dia menyebut tempat tersebut dilarang digunakan untuk melangsungkan kegiatan politik.
"Tempat penggunaan acara tersebut sebenarnya juga dilarang untuk kepentingan mobilisasi massa dalam kegiatan politik," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.
Atas temuan tersebut, dia meminta Bawaslu bertindak tegas menanganinya. Dia juga meminta masyarakat tenang dalam menanggapi masalah ini.
"Masalah ini tidak bisa dibiarkan karena jelas-jelas melanggar aturan," kata dia.
"Masyarakat kami harap agar bersikap tenang, bijaksana, karena apa yang disampaikan Pak Prabowo pada acara internal kami adalah pernyataan yang tidak seperti yang ditujukan oleh pihak tertentu," katanya. [dtk]