GELORA.CO - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno menyiapkan kuota generasi milenial di kabinet jika menang Pilpres 2019. Bagaimana dengan jabatan kepala Polri?
Tentu saja, banyak stok jenderal yang memenuhi syarat untuk mengisi posisi tertinggi di tubuh korps baju cokelat tersebut. Jenderal bintang tiga antre. Stok jenderal bintang dua lebih banyak lagi.
Namun, ada usulan yang menarik dari warganet. Salah satu jenderal yang dianggap layak menjadi kepala Polri adalah Irjen Pol Umar Septono yang sekarang menjabat kepala Polda Sulawesi Selatan.
"Rekom pak @prabowo @sandiuno, kalau nanti bapak berdua jadi presiden dan wapres, ini hanya usulan dari saya sebagai rakyat biasa yang menginginkan hukum berada dalam jalur yang semestinya. Beliau Irjen Pol Umar Septono. Sangat pantas dan layak jadi Kapolri," usul pemilik akun Twitter @buyutsayama seperti dilihat Rakyatku.com, Jumat (30/11/2018).
Usulan itu menyertai postingan video yang menunjukkan salah satu aktivitas Umar Septono. Saat itu, mantan kepala Polda NTB tersebut datang ke ruang tahanan di Mapolda Sulsel.
Ini hanya usulan dri sy sbagai Rakyat biasa .Yg menginginkan Hukum berada dalam jalur yg semestinya..Beliou Irjen Pol Umar SeptonoSangat pantas dan layak jadi KAPOLRI .
— Kumaha Aing (@buyutsayama) 29 November 2018
Sebelum masuk bilik tahanan, Umar tampak melepas sepatu pantofel khas Polri. Maklum, ruangan tahanan itu dipakai para tahanan untuk duduk dan berbaring.
Tak hanya sepatu, Umar juga melepas topinya dan menyerahkannya kepada ajudan. Melepas topi ini adalah simbol penghormatan kepada para tahanan.
Umar datang untuk memberikan wejangan kepada para tahanan. Dia berharap mereka sadar dan bertobat. "Jangan anggap remeh mereka apalagi mencibirnya. Kalau mereka bertobat, mereka bisa jadi lebih mulia daripada kita ini," kata Umar beberapa waktu lalu.
Dalam video tersebut, Umar Septono tanpa canggung makan bareng para tahanan sambil bincang-bincang ringan. Mereka makan dengan nasi dos yang sama. Umar Septono makan dengan menggunakan tangan kanan, tanpa sendok.
Itu hanya satu di antara banyak aksi sosial Umar Septono. Semuanya terjadi secara spontan. Bukan untuk pencitraan.
Umar juga punya kebiasaan unik. Ketika dalam perjalanan dan menemukan bendera putih tanpa ada orang yang meninggal, maka dia memastikan singgah sejenak melayat, lalu melanjutkan perjalanan. Tak jarang dia ikut menguburkan jenazah saat punya waktu luang.
Selain itu, Umar Septono membuat jajaran kepolisian di Sulsel lebih religius. Seluruh polisi muslim diimbau salat berjemaah di awal waktu di masjid. Dia tampil sebagai contoh dengan datang lebih awal ke masjid. Hasilnya, di mana-mana di Sulsel, polisi-polisi muslim memenuhi saf-saf masjid pada waktu salat lima waktu.
Pendekatan yang lebih manusiawi tersebut membuat Sulawesi Selatan lebih adem sejak Umar Septono memimpin. Pada Pilkada serentak 2018, misalnya, Sulsel berhasil mengubah zona menjadi zona hijau.
Deklarasi #2019Ganti Presiden di Makassar juga berlangsung lancar tanpa riak-riak seperti yang terjadi di daerah lain.
Syarat Jadi Kapolri
Walau masih bintang dua, Umar Septono tetap punya peluang jadi kepala Polri. Kapolri saat ini, Jenderal Tito Karnavian juga disiapkan sejak bintang dua. Tito dikondisikan menjadi Kepala BNPT selama empat bulan dari jabatan Kapolda Metro Jaya sebelum diangkat menjadi Kapolri.
Jenderal Tito diangkat menjadi kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 16 Maret 2016. Empat bulan kemudian, tepatnya 13 Juli 2016, dia kemudian dilantik menjadi kepala Polri.
Pengangkatan Kapolri merupakan hak prerogatif presiden dengan mempertimbangkan masukan dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) maupun dari Polri melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
Calon Kapolri biasanya dilihat dari kemampuan, kepemimpinan, pengalaman bidang tugas sebelumnya, hingga berkaitan dengan usia menjelang pensiun. [rky]