GELORA.CO - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Djoko Santoso, menuturkan Prabowo selalu menggunakan data valid saat mengkritik pemerintah. Ini diungkapkan Djoko menanggapi tudingan bahwa Prabowo dan kubu pendukungnya kerap menyebar berita bohong atau hoax.
Djoko mencontohkan, sejumlah kritik dan pandangan Prabowo tentang persoalan bangsa diantaranya dituangkan lewat buku yang ditulis Prabowo berjudul Paradoks Indonesia. Buku itu sempat ditunjukkan Prabowo saat kampanye di Garut beberapa waktu lalu.
“Dalam buku Paradoks Indonesia itu, Prabowo enggak ngarang. Datanya juga dari data yang dikeluarkan pemerintah sendiri,” ujar Djoko di Yogyakarta, Senin, 19 November 2018.
Kritik Prabowo, ujar Djoko, kerap menggunakan sumber dari pemerintah, mulai dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Agaria dan Tata Ruang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, sampai Bank Dunia. “Enggak ada etikanya kalau orang nulis buku tanpa sumber, dicantumkan semua sumbernya di buku itu,” ujar Djoko.
Djoko pun membantah bahwa kubunya kerap menakuti masyarakat dengan data yang tak benar saat melakukan kampanye. Terutama, kata dia, saat kubu pendukung Jokowi - Maruf Amin mempersepsikan pernyataan Jokowi tentang politikus genderuwo ditujukan untuk menyindir prabowo.
“Saya sudah berkawan dengan Prabowo 40 tahun lebih. Saya tahu persis beliau, tidak ada genderuwo di Hambalang itu (kediaman Prabowo),” ujarnya.
Bahkan, ujar Djoko, ketika kepala daerah beramai-ramai mendukung Jokowi, Prabowo meminta kepala daerah yang diusung koalisi pendukung Prabowo tak melakukan hal serupa. “Siapa yang bisa menakut-nakuti kepala daerah?” ujarnya.
[tempo]