GELORA.CO - Ucapan Presiden Jokowi soal 'politisi genderuwo' ibarat menampuk air kepercik muka sendiri.
Demikian Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberi istilah.
Justru, kata dia, pemerintah yang menjadi sumber genderuwo dan sontoloyo. Buktinya, di era Jokowi ini, perbedaan pandangan semisal kelompok nasional dan agamis, begitu tajam dipersoalkan.
"Dari dulu sudah ada kelompok-kelompok cuma tidak tajam pertentangannya," cetus dia.
Ia menangkap ada kesan pertentangan itu sengaja diciptakan untuk kepentingan tertentu.
"Ini lebih parah dari Pilkada DKI. Dulu sempat tiga calon dengan adanya Agus Yudhoyono, kemudian baru jadi dua calon dan itu tidak berlangsung lama. Tapi kalau sekarang waktunya lama," terangnya.[rmol]