GELORA.CO - Yusril Ihza Mahendra meragukan perjuangan Islam pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi balik mengkritik Yusril.
"Yusril memang kelihatan gagal paham, entah sengaja atau tidak. Prabowo tidak pernah mengaku sebagai pejuang Islam atau pun memperjuangkan kasus-kasus umat Islam di Indonesia. Bahkan dia sendiri di depan Ijtimak Ulama I yang Yusril duduk di depan, mengatakan bahwa Islam-nya Prabowo belum terlalu dalam (abangan)," kata anggota Divisi Advokasi BPN Prabowo-Sandiaga, M Mahendradatta, dalam keterangannya, Jumat (9/11/2018).
Mahendradatta mengatakan Prabowo merupakan seorang nasionalis. Dia menganggap Yusril memang salah paham mengenai perjuangan Islam Prabowo.
"Iya, karena Prabowo adalah seorang nasionalis, partainya saja (Gerindra) adalah partai nasionalis. Prabowo jelas sudah menandatangani pakta integritas yang salah satunya menjaga para pemuka agama mana pun (yang sah diakui negara) dan melindungi umat agama mana pun dari segala bentuk penistaan atau penyesatan," tegas dia.
"Sebagai nasionalis, Prabowo sangat taat kepada UU sehingga hal itu wajar Prabowo taat pada UU No 1/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, yang melindungi semua agama yang hidup dan sah sebagaimana ditunjukkan oleh UU itu. Saya saja seumur-umur tidak berani mengaku sebagai pejuang Islam karena hal itu tipis garisnya dengan ketakaburan," cetus Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) itu.
Sebelumnya diberitakan, Yusril mengaku ragu akan citra yang selama ini dikembangkan seolah pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno banyak berjasa untuk kepentingan Islam. Menurut dia, selama ini hampir tak ada rekam jejak Prabowo-Sandi dalam aspek tersebut.
"Jadi kalau Pak Prabowo dianggap sangat Islam, saya sendiri kurang percaya juga dengan hal itu. Apa iya? Sebab, nggak ada track record-nya," kata Yusril kepada detikcom, Kamis (8/11).
Yusril juga menyinggung Sandiaga. Ia mencontohkan, ketika beberapa waktu lalu ada masalah dengan warga Luar Batang, Jakarta Utara, yang boleh dibilang sepenuhnya warga muslim, tak ada suara atau langkah pembelaan dari kedua tokoh tersebut.
"Yang jelas, saya turun lebih dulu, setelah itu barulah Sandi masuk. Jadi, nggak bisa juga dianggap (Sandi) sebagai pejuang Islam yang jelas komitmen dan sikapnya dalam memperjuangkan Islam," papar Yusril. [dtk]