GELORA.CO - Banyak berita seputar HRS yang katanya dipanggil polisi Arab Saudi, berseliweran di beranda kita. Banyak versinya hingga kita harus memilih dan memilah. Cara memilih dan memilah tentu saja tergantung kepentingan kita.
Kalau begitu, kita rangkai saja berita-berita itu dengan analisa sederhana yang rada masuk akal, gitu. Beredar juga peraturan Kerajaan Arab Saudi yang melarang penggunaan logo ISIS, Al Qaeda, Jamaah Islamiyah, pokoknya organisasi teroris lah. Jadi jelas ya logo yang dilarang.
Pemanggilan HRS oleh aparat keamanan Arab Saudi karena diduga HRS memasang bendera ISIS, tentu saja berdasarkan laporan yang dilampirkan foto rumah HRS yang depan rumahnya ditempel bendera ISIS. Tapi anehnya, foto yang beredar di media adalah rumah HRS yang ditempel bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid.
Perhatikan foto depan rumah HRS ini. Sebelah kanan bendera ISIS, sebelah kiri bendera bertuliskan kalimat tauhid. Mana yang dilaporkan ke aparat keamanan Arab Saudi? Tentu saja yang sebelah kanan. Walaupun sama-sama ada kalimat tauhidnya, tapi bendera ISIS tulisan tauhidnya dengan khat yang khas, dan kalimat tauhidnya terputus. Atasnya, La illaha illallah, bawahnya dalam lingkaran, kedudukan rasul yang berada di bawah Allah yang bisa dimaknai sebagai syahadat kepada Nabi.
Pertanyaan berikutnya, kenapa yang beredar di media kita foto yang kiri? Tentu saja untuk konsumsi kita yang kiri lebih aktual dan masuk akal. Kalau memakai foto yang kanan -bendera ISIS itu- begitu melihat fotonya tanpa harus membaca beritanya sudah gampang ditebak, kalau nggak hoax ya pasti rekayasa, nggak ada pilihan lain.
Mustahil HRS memasang bendera ISIS di depan rumahnya. Itu patokannya. Apakah ada bendera ISIS yang dikibarkan pada saat aksi 411, 212, atau saat aksi bela bendera tauhid. Tidak ada! Kalau misalnya ada beredar foto yang membawa bendera ISIS, bisa dipastikan itu editan. Kalau nggak percaya, coba saja nanti kalau pas acara reuni 212 jilid 2, ente bawa bendera ISIS ke tengah acara itu. Kalau nasib ente lagi baik, ente cuma digotong rame-rame dibawa ke kantor polisi. Kalau lagi apes, muka ente bengap-bengap baru diserahkan ke kantor polisi. Berani menerima tantangan ini?
Nah, supaya lebih meyakinkan kalau yang memasang bendera di depan rumah HRS itu adalah HRS, maka foto yang beredar di media adalah bendera bertuliskan kalimat tauhid. Bendera inilah yang pada saat aksi 211 kemarin dikibarkan. Tentu saja yang dilaporkan ke aparat keamanan Arab Saudi adalah bendera ISIS, karena laporannya kan soal teroris.
Keuntungan kedua dengan memuat gambar rumah HRS yang ditempel bendera tauhid adalah ingin memanfaatkan peristiwa ini untuk membenarkan larangan membawa bendera kalimat tauhid yang sebagain orang menganggap sebagai bendera HTI. Di Arab saja dilarang, mestinya disini harus lebih dari itu. Padahal dari copasan peraturan kerajaan Arab Saudi yang beredar luas di media sosial, nggak ada menyebut larangan bendera kalimat tauhid, yang ada adalah larangan logo ISIS, AlQaeda, Jamaah Islamiyah.
Sampai disini memang terbangun opini, seolah-olah Arab Saudi melarang bendera bertuliskan kalimat tauhid. Bagaimana mungkin negara yang memakai bendera bertuliskan kalimat tauhid melarang bendera bertuliskan kalimat tauhid? Lagi pula ada semacam mendadak Arab. Kalau dulu Arab diejek sebagai Onta, kini Arab dipuji sebagai tegas terhadap bendera tauhid. Ada penggiringan agar negara kita mengikuti Arab Saudi. Arab Saudi mendadak dipuji sebagai cara berislam yang benar, yang menghormati kalimat tauhid dengan melarang kalimat tauhid ditulis di sembarang tempat. Padahal kemarin bilang, Islam kita bukan Islam Arab. Pokoknya yang menguntungkan itu yang diambil.
Ya, namanya juga analisa dari analis tampang Betawi. Kalau cocok silakan ambil, kalau nggak nggak cocok kasih kucing saja.
(by Balya Nur)