GELORA.CO - Pekan lalu Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab, dikabarkan tersandung masalah di tempat pengasingannya, di Arab Saudi. Di belakang rumah yang ditempatinya, ada orang jahil memasang bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Habib Rizieq sempat diperiksa aparat keamanan Saudi, meski akhirnya dibebaskan. Sebenarnya seperti apa kejadiaan sesungguhnya yang menimpa Habib Rizieq? Berikut penjelasan Osama bin Mohammed Al-Shuaibi, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia.
Bagaimana kejadian sebenarnya terkait kasus yang menimpa Habib Rizieq di Arab Saudi beberapa waktu lalu?
Secara singkat saya ingin mencoba menjelaskan, Habib Rizieq adalah seorang muslim. Pun dia pemimpin umat dan dia mendapat atensi baik di pemerintahan Indonesia maupun Arab Saudi.
Kalau soal kasus Habib Rizieq di Arab Saudi bagaimana itu?
Saya tidak punya informasi soal itu.
Apakah ada ketakutan dari Arab Saudi terhadap Habib Rizieq?
Saya kira Habib Rizieq bukanlah sosok yang menakutkan. Kalau menakutkan tentu sudah diproses hukum sepeti layaknya di Indonesia.
Kenapa Habib Rizieq tidak dideportasi saja mengingat izin tinggalnya sudah lama habis?
Berkaitan dengan pertanyaan izin tinggal jika seandainya Habib Rizieq mempunyai masalah di Arab Saudi pasti sudah dipenjara. Tapi sampai dengan saat ini masih dijamin.
Siapa yang membiayi Habib Rizieq di Arab Saudi. Apakah pemerintah Indonesia?
Kami tidak mengatakan tidak ada pendanaan. Namun Habib Rizieq ialah seseorang yang secara finansial cukup untuk menghidupi dirinya sendiri.
Sebagai penegasan memangnya benar bendera tauhid berwarna hitam yang identik dengan kelompok ekstrimis di Arab Saudi itu dilarang?
Berkaitan dengan bendera tauhid atau bendera yang ada tulisan Lailahailallah tentu kalimat itu memliki arti penting bagi umat Islam. Kalau seandainya bendera itu diletakkan di dinding seseorang maka perlu kami cari tahu siapa yang berbuat seperti itu. Apakah kemudian jika ada orang yang menempelkan bendera di tembok rumah Anda lantas harus dihukum? Kemudian yang kami sayangkan adalah pembakaran kalimat tauhid.
Soal lain. Terkait eksekusi mati terhadap warga negara Indonesia bernama Tuti Tursilawati itu bagaimana. Kabarnya tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu ke pemerintah Indonesia apa benar seperti itu?
Sebelum saya menjawab pertanyaan dari wartawan perlu saya ingatkan kasus-kasus berkaitan dengan hukuman mati perlu disampaikan dulu pada aparatur negara. Nah, kemudian berkaitan dengan notifikasi saya masih berkomunikasi dengan pemerintah saya apakah notifikasi sebelumnya telah diberikan.
Kemudian masalah tersebut memang pernah disinggung dan dibahas dengan Pak Menteri Luar Negeri Saudi waktu berkunjung ke Indonesia. Kemudian kita susulkan dengan permintaan atau nota dari pemerintahan Indonesia guna meminta penjelasan apakah ada notifikasi yang telah disampaikan kepada pihak Indonesia. Jadi sampai saat ini kita masih menanti dari pihak Saudi.
[rmol]