GELORA.CO - Tokoh Front Pembela Islam Novel Bamukmin dan politikus Partai Solidaritas Indonesia Guntur Romli berdebat sengit seputar peristiwa penempelan bendera berlafaz kalimat tauhid di rumah Rizieq Shihab di Mekah, Arab Saudi.
Keduanya beradu argumentasi dan saling membantah dalam perbincangan dengan tvOne dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi pada Jumat, 9 November 2018.
Perdebatan mulanya dipicu topik pernyataan Guntur Romli melalui akun media sosialnya yang menantang nyali Rizieq untuk mengibarkan bendera berlafaz kalimat tauhid di jalan-jalan Arab Saudi. Guntur meyakini Rizieq tak akan berani karena dia tahu bendera semacam itu dilarang di Saudi karena dapat diasosiasikan sebagai bendera Hizbut Tahrir atau kelompok teroris seperti ISIS.
Namun Novel menganggap tantangan itu kekanak-kanakan. Lagi pula, katanya, tak mungkin Rizieq berjalan-jalan di kota-kota Saudi, katakanlah di Mekah, dengan mengibarkan bendera semacam itu.
“Ngapain Habib Rizieq mengibar-ngibarkan bendera di jalan-jalan Arab Saudi. Coba ente aja ngibar-ngibarin bendera di sini, coba,” ujar Novel menyela.
Guntur berdalih bukan itu yang ia maksud, melainkan menuntut konsistensi sikap Rizieq yang menganggap bendera berwarna hitam dengan tulisan kalimat tauhid itu ialah bendera tauhid semata, bukan bendera Hizbut Tahrir, atau bahkan bendera ISIS.
Sebab, Guntur mengingatkan, Rizieq beberapa waktu lalu di Arab Saudi menyerukan para pengikutnya untuk mengibarkan bendera serupa di Indonesia. Sementara Rizieq, katanya, tentu menyadari pengibaran bendera serupa itu dilarang keras, dan bahkan dapat diancam hukuman pancung.
Pemerintah Saudi, menurutnya, jelas melarang bendera seperti itu karena bertentangan dengan hukum setempat: Saudi ialah negara monarki dengan raja sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, sementara bendera itu sering digunakan organisasi pengusung khilafah.
Berbeda, katanya, dengan bendera kebangsaan Saudi. Meski sama-sama terdapat kalimat tauhid, bendera Arab Saudi berwarna hijau dan di bagian bawahnya terdapat gambar sebilah pedang.
“Bendera (berwarna hitam berlafaz kalimat tauhid) itu mirip (dengan yang tertempel di rumah Rizieq Shihab) dan bendera Hizbut Tahrir. Itu yang disorot oleh warga NU, karena itu mengarah pada politik makar,” katanya.
Novel menyanggah argumentasi Guntur ketika lawan bicaranya menyebut juga bendera tauhid yang berwarna hitam serupa dengan bendera Alqaeda, kelompok ekstremis. “Ente enggak konsisten. Katanya itu bendera HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), sekarang bilang bendera Alqaeda.”
Namun Guntur sekali lagi mengklarifikasi bahwa yang dia maksudkan ialah bendera yang dapat diasosiasikan dengan Hizbut Tahrir, ISIS, atau Alqaeda. “Makanya ente ngaji yang benerlah.”
Novel tak menerima cemoohan Guntur, dan balik menyerang, Ente yang ngajinya enggak bener.” [viva]