GELORA.CO - Dai cilik Sayyid Tsaqif bin Faiz bin Sholeh al-Attas atau Sayyid Tsaqif al-Attas mendadak jadi buah bibir setelah berorasi dalam Aksi Bela Tauhid, Jumat lalu.
Gaya orasi Sayyid Tsaqif al-Attas dianggap mirip dengan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Orasinya berapi-api, suaranya lantang, dan berulang kali meneriakkan kalimat takbir.
Sayyid Tsaqif adalah putra almarhum Habib Faiz al-Attas, mantan Sekjen DPP FPI. Bocah berusia sekitar 11 tahun itu disebut-sebut sebagai the next Habib Rizieq. Ia kerap mengisi ceramah di sejumlah tempat. Video ceramahnya bertebaran di situs berbagi Youtube.
Video orasi Sayyid Tsaqif saat Aksi Bela Tauhid viral di media sosial. Di ujung orasinya, bocah ini mengajak para demonstran untuk menggelorakan semangat ganti presiden.
Ia juga berpantun dan meminta peserta Aksi Bela Tauhid untuk memilih pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Jalan-jalan ke kelapa dua. Jangan lupa mampir ke toko sepatu. Eh Lu pade jangan lupa pilih nomor 2. Lupain yang nomor 1,” ucap Sayyid Tsaqif mengakhiri orasinya.
Video ini disesalkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI mensinyalir adanya dugaan penyalahgunaan anak untuk kepentingan politik kelompok tertentu saat Aksi Bela Tauhid pada Jumat (2/11/2018).
“Sebagaimana dapat disaksikan dalam link video berdurasi sekitar 1 menit yang diterima KPAI pada Sabtu (3/11) dari seorang pengadu, video tersebut merupakan unggahan dari Instagram dengan nama @keadilansemu_reborn, yang tampaknya diambil dari Instagram generasi pejuang,” ucap Komisioner KPAI, Retno Listyarti melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/11/2018).
Dari pengamatan KPAI, dalam video tersebut terlihat seorang anak laki-laki sedang berorasi dengan berapi-api.
“Ananda berusia sekitar 10-11 tahun. Di awal video ada tulisan “Orator Termuda di dunia”. Orasinya terkait bendera tauhid yang dibakar, ada ucapan “mati bersimbah darah” dan ditutup dengan sebuah pantun yang mengarah memilih capres tertentu,” tambahnya.
KPAI menilai bahwa video tersebut sudah memenuhi unsur penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik. Untuk itu, KPAI mendorong Bawaslu mengusut sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki.
“KPAI menyesalkan aksi bela tauhid disisipi pesan kampanye politik dan dikaitkan dengan pemilihan presiden dan diduga kuat menggunakan anak-anak sebagai juru kampanye. Anak-anak seharusnya tidak dilibatkan dalam kepentingan politik oleh pihak manapun,” pungkas Retno Listyarti.
Berikut viedeo Sayyid Tsaqif al-Attas orasi saat Aksi Bela Tauhid yang viral di media sosial: