GELORA.CO - Menarik! Meme Video pendek bertema ‘Reflek’, karya @handri.zef menarik untuk ditonton. Mahfud MD sendiri menilai ini meme video itu kreatif. Mahfud juga menggunakan istilah mutlisasi.
“Ini meme video yg kreatif, dimutilasi dari video teve (VT) scr menyegarkan shg menjadi lucu dgn disisipi gambar2 tp tdk menyerang scr kalap melainkan menyindir scr berkelakar ala Indonesia. Info sj, ini diambil dari VT E-Talk Show di TV One yg anchornya tengil: Wahyu Muryadi,” tulis Mahfud MD.
Padahal, isinya cukup tajam. Video itu, diawali cuplikan pertanyaan: Pilih Kuda atau Kodok? Mahfud langsung menjawab “Ko, Kuda,” jawabnya cepat.
Pemirsa langsung tanggap apa yang dimaksud dalam pertanyaan tersebut. Kodok sering diidentikkan dengan Jokowi. Ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, Presiden Joko Widodo gemar memelihara kodok.
Kodok-kodok itu dipelihara di dalam kolam ikan rumah dinas gubernur DKI di depan Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat. Jumlah kodoknya banyak. Berwarna hijau tua serta berukuran besar-besar. Bagi Jokowi, suara kodok menghantarkannya pada suasana desa yang tenang. Apalagi, kala hujan. Belakangan Kodok Jokowi banyak yang mati diterkam Biawak.
Sementara, Kuda identik dengan Prabowo Subianto. Meski dia suka bola, tetapi, berkuda bagi Prabowo tidak bisa ditinggalkan. “Dari dulu semua pemimpin bisa menunggang kuda, karena menunggang kuda itu sarana kerjasama antara manusia dan binatang, kuda tidak bisa bahasa manusia, tetapi bisa kerjasama, kuda dengan berat 600 kilogram bisa kendalikan. Bisa menunggang kuda, berarti mengerti kumpulan-kumpulan manusia,” ujarnya.
Mahfud MD sendiri sempat terpeleset, nyaris memilih Kodok, tetapi kenyataannya dia lebih memilih Kuda. Ini dimaknai warganet bahwa Mahfud MD lebih memilih Prabowo-Sandi yang pernah disebutnya sebagai pasangan Tegas dan Cerdas.
“Apa yang disampaikan Pak Mahfud itu jelas, meme video ini sindirian halus tetapi tajam. Saking tajamnya kita tidak terasa ‘putus sudah’ kepercayaan kita kepada janji-janji palsu pemerintah,” tegas KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab, kepada duta.co, Minggu (18/11/2018).
Jangan Lupa Yang Bayar Kita
Menurut Gus A’am, kalau kita mau fair, tidak ada prestasi yang dibanggakan dari pemerintahan Jokowi. Infrastruktur yang dibangga-banggakan itu, justru ‘mengubur’ harapan rakyat kecil.
“Mau pamer pembangunan jalan tol? Sulit. Di mata rakyat, proyek tersebut justru tercium sebagai ‘proyek busuk’ hanya menguntungkan asing dan elit,” jelasnya.
Menurut cucu Mbah Wahab (KH Wahab Chasbullah pendiri NU) ini, jalan tol tersebut lebih memudahkan berbagai perusahaan raksasa milik asing yang pekerjaannya mengeruk sumber daya alam (SDA) Indonesia.
“Proyek-proyek China itu memang membutuhkan saran tersebut. Maka mereka mau meminjami dana pembangunannya. Lalu apa yang didapat rakyat Indonesia? Apakah membludaknya tenaga kerja asing ini yang kita harapkan? Jelas tidak! Padahal, jangan lupa, kita yang harus bayar pinjaman itu,” tegasnya.
Jadi? “Musuh sejati pemerintah sekarang (Capres Jokowi) adalah kepalsuan. Wajar kalau Pak Mahfud menyanyi ‘Janjimu Dahulu Itu Palsu’,” tutupnya. [dtc]