GELORA.CO - Tingkat elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin terancam tergerus. Hal itu bisa terjadi jika cawapres nomor urut 01 itu tidak segera meminta maaf terkait polemik peluncuran mobil Esemka.
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, tidak ada salahnya jika Ma'ruf segera meminta maaf terkait itu. Pasalnya, kiai sepuh dari NU itu hanya merupakan korban dari informasi hoax layaknya Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Prabowo sendiri sudah resmi menyatakan permohonan maaf atas informasi hoax yang diterima dari Ratna Sarumpaet terkait kasus pengeroyokan.
"Saya pikir Kiai Ma'ruf juga enggak masalah untuk minta maaf karena ikut menyebarluaskan berita bohong (seperti Prabowo)," kata Pangi saat berbincang dengan redaksi, Kamis (8/11).
Nah, jika tidak segera meminta maaf, tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf bisa tergerus. Hal itu sejalan dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang bisa saja kian menurun.
"Bisa mengganggu elektabilitas. Tinggal minta maaf secara terbuka. Kalau tidak maka akan jadi bulanan, meme dan viral bahwa Pak Kiai juga ikut menyebarkan hoax," pungkas Pangi.
Ma'ruf Amin membantah menyebarkan hoax terakit peluncuran mobil Esemka pada Oktober 2018. Dia mengaku hanya mendengar dari pihak lain terkait peluncuran tersebut.
Pendamping petahana Joko Widodo itu mengatakan, produksi mobil Esemka tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Pabrik itu dikerjakan oleh perusahaan swasta, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK).
[rmol]