GELORA.CO - Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengatakan, bukan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS) yang memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Namun pihak yang memerintahkan adalah seorang perwira intelijen. Dia ditugaskan untuk membujuk jurnalis pembangkang untuk kembali ke Kerajaan Saudi tapi gagal.
"Khashoggi diberi suntikan mematikan pada saat di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober," kata seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya, dilansir dari BBC pada Jumat, (16/11).
Jaksa penuntut umum telah menuntut 11 orang atas pembunuhan itu dan akan melakukan hukuman mati untuk lima orang. Kasus mereka telah dirujuk ke pengadilan, sementara penyelidikan telah dilakukan ke 10 orang lainnya yang diduga terlibat.
Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi ekonomi terhadap 17 pejabat Saudi yang telah secara brutal membunuh Khashoggi. Mereka termasuk Saud Al Qahtani, mantan penasehat putra mahkota, Maher Mutreb, yang dikatakannya telah mengkoordinasi dan mengeksekusi operasi itu, dan Mohammed Alotaibi, Konsul Jenderal Istanbul.
Pada konferensi pers di Riyadh pada Kamis, (15/11), Wakil Jaksa Penuntut Umum Shalaan Bin Rajih Shalaan mengatakan, mayat Khashoggi dimutilasi di dalam konsulat setelah kematiannya. Bagian-bagian tubuh itu kemudian diserahkan kepada kolaborator lokal di luar lapangan.
Namun Shalaan tidak mengidentifikasi siapa yang dituduh melakukan pembunuhan. Dia mengatakan, penyelidikan telah mengungkapkan bahwa orang yang memerintahkan pembunuhan itu adalah kepala tim perundingan yang dikirim ke Istanbul oleh Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed Al Assiri untuk memaksa Khashoggi kembali ke Arab Saudi dari pengasingannya.
"Putra mahkota tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu," kata Shalaan secara tegas. [jpc]