GELORA.CO - Sekelompok teolog feminis dari kaum Protestan-Katolik bersama-sama menyusun 'A Women's Bible' atau Alkitab perempuan.
Mereka menilai bahwa teks suci dalam Alkitab saat ini cenderung digunakan untuk membenarkan penaklukan perempuan.
Contohnya, para wanita yang dikenal dari terjemahan dan interpretasi teks-teks Alkitab adalah hamba, pelacur atau orang-orang suci, menari untuk seorang raja atau berlutut untuk mencium kaki Yesus.
Contoh yang lebih spesifik adalah Maria Magdalena. Dia merupakan tokoh perempuan yang paling banyak muncul dalam Injil.
"Dia berdiri di samping Yesus, termasuk saat dia mati di kayu salib. Dia adalah yang pertama pergi ke makamnya dan menemukan kebangkitannya," kata Lauriane Savoy, salah satu dari dua profesor yang mendesak untuk menyusun Une Bible des Femmes ('A Women's Bible').
"Ini adalah karakter fundamental, tetapi dia digambarkan sebagai pelacur, ... dan bahkan sebagai kekasih Yesus dalam fiksi baru-baru ini," kata Savoy.
Savoy dan rekannya Parmentier, menyusuk Alkitab Perempuan bersama 18 teolog wanita lainnya dari berbagai negara dan denominasi Kristen.
Mereka berpendapat bahwa jika Alkitab ditafsirkan dengan benar, maka itu bisa menjadi alat untuk mempromosikan emansipasi perempuan.
Mereka telah membuat kumpulan teks yang menantang interpretasi tradisional Alkitab yang membuat karakter perempuan lemah dan tunduk kepada orang-orang di sekitar mereka.
Dalam pengantar 'Alkitab Perempuan', para penulis mengatakan bahwa bab-bab itu dimaksudkan untuk 'meneliti pergeseran dalam tradisi Kristen, hal-hal yang tetap tersembunyi, terjemahan tendensius, dan interpretasi parsial.' [rky]