GELORA.CO - Partai Gerindra berbicara tentang hubungan partainya dengan Partai Demokrat (PD), khususnya Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gerindra mengungkit janji SBY untuk mengkampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
"Sejauh ini hubungannya baik Pak Prabowo dan Pak SBY. Pak SBY juga berjanji akan melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi, walaupun sampai sekarang belum terjadi," ujar Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Janji serupa, kata Muzani, juga disampaikan Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Namun hingga saat ini janji tersebut belum bisa terwujud.
"Sudah beberapa kali janjian tapi kemudian belum pas. Pada waktu yang ditentukan, kemudian ternyata AHY ada jadwal lain," katanya.
Namun Muzani mengaku tak mempermasalahkan janji yang belum dipenuhi SBY dan AHY tersebut. Dia tetap berharap Demokrat ikut terlibat dalam pemenangan Prabowo-Sandiaga.
"Kami tidak maksa-maksa-lah. Kalau mau berjuang memenangkan Prabowo-Sandi, ya mari bersama-sama. Tapi kalau kemudian cara memenangkannya mereka ada cara sendiri, ya mudah-mudahan berhasil," ujarnya.
Muzani juga yakin SBY beserta PD tidak akan mengingkari komitmen yang dibangun sejak awal untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga, meski PD memutuskan berfokus pada kemenangan partai di Pileg 2019.
"Saya kira Demokrat tidak ingkar. Demokrat saya kira baik-baik saja. Demokrat saya kira berusaha komitmen. Tapi komitmen kan masalahnya tak gampang," kata dia.
Sebelumnya, isu hubungan tidak harmonis antara PD dan Gerindra menguat belakangan. Salah satunya karena Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyinggung perihal coattail effect yang tak diterima partainya yang tidak mencalonkan capres atau cawapres.
SBY kemudian meminta kadernya berfokus berjuang memenangkan partai di Pileg 2019. Hal senada disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, yang menyatakan partainya membebaskan pilihan kepada para calegnya untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin ataupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kita sudah sangat mengetahui, survei internal partai Demokrat menyatakan memang mayoritas memilih Pak Prabowo, tetapi ada juga yang sesuai dengan cultural kewilayahan itu memilih Pak Jokowi," ujar Ibas di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (11/11).
"Sekarang kita tidak bisa melakukan punishment. Kita hanya bisa menyerukan betul, tapi kalau memberikan punishment belum tentu. Hari ini apakah pemberitaan seratus persen didukung, kan gitu juga dan apakah di-punish, ya nggak," sambungnya. [dtk]