GELORA.CO - Berita mengenai Yusril Izha Mahendra yang menjadi Kuasa Hukum Jokowi Maruf, menjadi viral beberapa waktu terakhir. Hal ini semakin hangat karena pernyataan MS Kaban bahwa walau Yusril menjadi pengacara Jokowi Maruf, namun PBB tetap memilih Prabowo-Sandi.
Pernyataan Yusril yang mengatakan bahwa tidak ada take and give yang sesuai dalam mendukung Prabowo serta Caleg Gerindra mengergaji Caleg PBB, menuai reaksi dari Partai Gerindra.
Ketua DPP Gerindra, Kobalen mengatakan bahwa pernyataan Yusril tersebut sangat bertolak belakang dengan fakta dilapangan. Sampai saat ini tidak ada polemik yang terjadi antara gerindra dengan PBB baik di pusat maupun di daerah.
“Saya kira kata-kata mengergaji tersebut terlalu tendensius. Sepengetahuan saya sampai saat ini tidak pernah ada polemik, bahkan di beberapa daerah terbentuk koalisi bersama dalam mendukung calon kepala daerah” ujar Kobalen, di Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Kobalen yang mengenal Yusril sebagai sosok yang berkarakter baik, kembali mengingat ketika Gerindra dengan sigap mendukung Yuslih Ihza Mahendra – kakak Yusril, sebagai calon Bupati Belitung Timur tanpa imbalan apapun.
“Saya kenal beliau sebagai politikus handal dan sangat berkarakter, sehingga ketika suatu hari beliau menghubungi saya untuk ditemukan dengan pak Hashim Djojohadikusumo guna mendapatkan dukungan Gerindra untuk kakaknya sebagai calon bupati Belitung Timur,” katanya.
“Langsung saya kondisikan dan kami bertemu bertiga, yang kemudian Pak Prabowo mendukung Bang Yuslih tanpa syarat dan tanpa uang mahar apapun. Kebetulan saat itu saya yang diminta langsung oleh Pak Hashim untuk mengawal rekomendasi Gerindra. Saya kira Bang Yusril tidak lupa akan hal ini” Ujar Kobalen yang juga menjabat assisten Bid. Politik Bapak Hashim S. Djojohadikusumo.
Kobalen mencontohkan saat ini dirinya maju sebagai caleg DPR RI Partai Gerindra dari Provinsi Bangka Belitung yang merupakan kampung halaman Yusril, dan semua berjalan damai tanpa ada polemik.
“Saat ini saya sebagai caleg gerindra dari Babel, hubungan saya dengan Pak Yuslih baik-baik saja. Jadi pernyataan Bang Yusril itu terlalu jauh dan tidak pada konteksnya”
Selanjutnya Kobalen mengingatkan bahwa sebagai seorang politisi kita harus memiliki intergritas dan Satya Wacana.
“Saya mengingat bahwa Bang Yusril ini sangat kencang menyuarakan agar kader-kader HTI bergabung ke PBB, pasca dibubarkannya oleh pemerintah. Namun sekarang beliau berada di pihak yang membubarkan HTI, saya jadi binggung bagaimana intergritas Bang Yusril ini”
“Mungkin beliau punya alasan tersendiri, tapi dalam hal gergaji-mengergaji, saya tegaskan itu sangat yang diluar konteks dan tidak benar” tutup Kobalen. [psp]