GELORA.CO - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Darmadi Durianto membantah pernyataan ustaz Haikal Hasan, soal pihaknya dikaitkan dengan riset soal masjid-masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme.
Darmadi menegaskan, sebagai Ketua Dewan Pembina Rumah Kebangsaan Indonesia (RKI) tak pernah bekerja sama dengan pihak manapun untuk melakukan riset.
Darmadi menyinggung nama Rumah Kebangsaan yang berbeda dengan Rumah Kebangsaan Indonesia (RKI).
"Saya sebagai Ketua Dewan Pembina Rumah Kebangsaan Indonesia, tegaskan itu tak benar. Dari namanya saja sudah beda kan. Kami itu Rumah Kebangsaan Indonesia atau RKI, bukan Rumah Kebangsaan saja," kata Darmadi, Rabu, 28 November 2018.
Bagi Darmadi, pernyataan Haikal Hasan yang menyebut namanya jelas keliru. Menurutnya, penyebutan ini merugikan dirinya sebagai anggota Komisi VI DPR dan RKI.
Ia menduga, Haikal hanya mencari tahu begitu nama Rumah Kebangsaan disebut pihak Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) sebagai pendukung dana dalam riset soal masjid radikal. Diharapkan, Haikal menyampaikan permohonan maaf, karena menyebut namanya serta RKI.
"Minta maaf dong, itu keliru, enggak benar yang disebut Haikal di acara ILC (Indonesia Lawyers Club). Kami itu enggak kenal yang namanya P3M. Apalagi, disebut kerja sama bantu dana soal riset masjid," jelas Darmadi.
Kemudian, ia menyinggung, sejak didirika,n tak pernah RKI mendukung dana untuk riset penelitian. Kata dia, peran RKI selama ini fokus terhadap kegiatan sosial.
"Kami itu selalu fokus soal masalah dengan kegiatam sosial, kayak kesejahteraan rakyat. Bukan penelitian riset begitu,” sebutnya.
Sebelumnya, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Haikal Hassan sebagai salah narasumber menyinggung nama Darmadi Durianto. Ia menyebut, Rumah Kebangsaan yang bekerja sama dengan pihak P3M dipimpin Darmadi yang juga Anggota Komisi VI DPR itu.
"Rumah kebangsaan itu Pak Darmadi Durianto, Anggota Komisi VI DPR dari PDIP. Yang anggota humasnya namanya Charles, Oktavius. Saya saja tahu," kata Haikal di ILC Selasa malam, 27 November 2018.
Sebelumnya, dari pengakuan Ketua Dewan Pengawas P3M, Agus Muhammad soal kerja sama melakukan riset terpapar radikal dengan Rumah Kebangsaan.
Menurut Agus, Rumah Kebangsaan dipilih, karena dinilai memiliki visi misi yang sama, memiliki program sosial kemasyarakatan termasuk pemberdayaan rumah ibadah.
"Kami bilang ke teman-teman, kami tidak punya banyak duit untuk studi, telepon Rumah Kebangsaan punya program masjid, kami kontak mereka dan setuju," kata Agus dalam program ILC, 27 November 2018. [vva]