GELORA.CO - Proses evakuasi korban dan bangkai kapal Lion Air nomor penerbangan JT 610 terus dilakukan. Tak hanya dari TNI, Polri dan Basarnas, proses evakuasi juga melibatkan komunitas selam, salah satunya adalah POSSI, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia.
Salah satu penyelam Possi dari Semarang bernama Malik, mengatakan bahwa dirinya kerap dilibatkan dalam proses evakuasi seperti ini.
Dia menceritakan dari mulai tidak biasa mengangkat bagian tubuh korban sampai akhirnya hal itu menjadi hal yang tidak asing lagi baginya.
"Lama kelamaan ya terbiasa juga. Karena saya sudah beberapa kali dipanggil Basarnas dari Semarang untuk ikut proses evakuasi kaya ini," kata Malik, di atas perairan Tanjung Karawang.
Untuk menjadi penyelam yang ikut dalam evakuasi bersama Basarnas, tidak hanya berdasarkan kemauan, tetapi juga dipilih karena telah memiliki kemampuan.
Beberapa kriteria yang dipilih adalah orang tersebut harus memiliki kemampuan menyelam yang baik, fokus, dan juga mudah bergaul.
"Orangnya harus pandai bergaul. Karena kalau SAR gini kan nanti akan bertemu banyak orang dari mana saja, kita kerja sama melakukan pencarian. Jadi tidak bisa orang yang kaku," ujarnya.
Malik mengatakan, dalam menyelam saat pencarian penumpang JT 610 di Laut Jaya Karawang ini, dia memang sudah mengalami beberapa kejadian aneh. Seperti tiba-tiba ada suara yang memanggil padahal dia sedang berada di kedalaman puluhan meter di bawah laut.
"Iya memang kadang mengalami hal semacam itu, tapi saya biasa saja karena hal-hal seperti itu di Alquran kan memang ada. Jin dan Manusia itu memang diciptakan oleh Allah," ujarnya.
Selain Malik, seorang penyelam dari TNI AL yang enggan disebutkan namanya juga mengaku kerap mengalami hal serupa. Dia seperti mendengar ada suara wanita yang berteriak memanggil saat dia melakukan penyelaman untuk mencari korban pesawat Lion Air JT 610.
Namun penyelam dari Kopaska ini enggan untuk berpikiran negatif. Dia menganggap hal itu hanya halusinasi saja.
"Kita seperti merasakan, ada yang teriak manggil. Tapi kita enggak hiraukan. Kita anggap itu paling bagian dari halusinasi saja," ujarnya. [viva]