GELORA.CO - Tidak ada yang salah dari minta maaf. Mau tiga kali sehari, tidak masalah. Bahkan kepada Allah swt yang Maha Pengampun saja kita diperintah banyak beristighfar. Ketua Umum PBNU Said Aqil menyarankan Sandi meminta maaf kepada pihak keluarga dan ahli waris KH Bisri Syansuri. Apa jawab Sandi?
“Ya, kalau itu perintah ulama, kami akan datang. Apalagi Kiai Said sangat saya hormati dan sangat saya muliakan. Baik sekali menurut saya dan saya akan datang ke Jombang langsung meminta maaf,” kata Sandi sebagaimana disampaikan kepada media, Jumat (16/11/2018).
Padahal, seperti diketahui setelah beredar video yang menampilkan kegiatan Sandi saat menziarahi makam Kiai Bisri dan memunculkan reaksi dari warga Nahdliyin. Sandi sendiri sudah tiga kali minta maaf.
Bahkan keluarga Mbah Bisri juga tidak masalah. “Kita tahu, beliau sudah meminta maaf. Kami secara pribadi, keluarga besar pesantren, dan kita sebagai sesama Muslim, memaafkan,” kata Pengasuh Pesantren Manbaul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, KH Abdussalam Sohib yang juga cicit Kiai Bisri.
Tetapi menurut Kiai Said, harus kepada keluarga. “Ya kalau minta maaf, harusnya dengan pihak keluarga ya,” kata Said kepada wartawan saat menghadiri kegiatan halaqah kebangsaan di Ponpes Al-Hidayat, Lasem, Rabu (14/11/18).
Bagi Sandi, hubungan dirinya dengan keluarga Denanyar sangat baik. Kalau Kiai Said masih mengharuskan berangkat ke Jombang, dirinya tidak keberatan demi memenuhi perintah kiai yang dihormati. “Nanti diatur waktunya bersama keluarga atau ahli warisnya,” tegasnya.
Yang Sombong Sudah Salah Tak Mau Minta Maaf
Ditanya soal tujuan ziarah, Sandi menjalaskan, bahwa dirinya tengah berikhtiar untuk bersungguh-sungguh membenahi Indonesia. Karena itu, ikhtiar ini harus diserta doa kepada Allah SWT melalui pendapat ulama, para habaib, tokoh agama, dan pahlawan kita yang harus diteladani.
Dengan berziarah, bisa mendoakan kepada para pejuang terdahulu, bersilaturrahim dengan keluarga, bahkan sekaligus bisa memantau ekonomi. “Kita saksikan, di setiap tempat ziarah ekonominya tumbuh di sekitarnya. Jadi saya lihat ini bagian dari industri halal berbasis ekonomi,” tegasnya.
Maka, jelasnya, dari itu ziarah patut ditata dengan baik. “Waktu di DKI Jakarta saya melihat hampir semua makam ulama itu ekonominya berkembang. Hal itu menjadi salah satu titik yang sangat perlu dikembangkan untuk mengembangkan lapangan kerja dan mengangkat kearifan lokal,” tambahnya.
Jadi? Minta maaf itu, mulai. Yang sombong itu, sudah salah, tidak mau minta maaf. [dco]